Resum
Wacana Bahasa Indonesia
WACANA
DESKRIPSI, EKSPOSISI, ARGUMENTASI,
PERSUASI DAN NARASI
Oleh : Ratna Agustin
A.
Pendahuluan
Pada pembahasan sebelumnya kita telas membahas hakikat wacana, prasyarat
wacana, dan teks, koteks dan konteks, toeri tindak tutur, sosioinguistik
interaksional, piranti kohesi dan koherensi, praanggapan, implikatur dan
infereksi dieksis, wacana lisan dan non lisan, monoloh, dialog, pilolog. Kali
ini kita membahasa mengenai Wacana deskripsi, eksposisi, argumentasi, persuasi
dan narasi.
Sebagai satuan bahasa yang lengkap, maka dalam wacana itu berarti
terdapat konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh, yang bisa dipahami oleh
pembaca (dalam wacana tulis) atau pendengar (dalam wacana lisan), tanpa
keraguan apapun. Sebagai satuan gramatikal tertinggi atau terbesar, berarti
wacana itu dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan
gramatikal, dan persyaratan kewacanaan lainnya. Persyaratan gramatikal dalam
wacana dapat dipenuhi kalau dalam wacana itu sudah terbina yang disebut
kekohesian, yaitu adanya keserasian hubungan antara unsur-unsur yang ada dalam
wacana tersebut. Bila wacana itu kohesi, akan terciptalah kekoherensian, yaitu
isi wacana yang apik dan benar. Dalam Bahasa Indonesia ada empat bentuk wacana
yaitu narasi (kisahan), deskripsi (perian/lukisan), ekposisi (paparan) dan
argumentasi (alasan/bahasan).
B. WACANA DESKRIPSI
Wacana deskripsi adalah wacana yang
menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci. Wacana deskripsi bertujuan
melukiskan atau memberikan gambaran terhadap sesuatu dengan sejelas-jelasnya
sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, membaca atau merasakan
hal yang dideskripsikan. Oleh sebab itu deskripsi yang baik adalah deskripsi
yang dilengkapi dengan hal-hal yang dapat merangsang panca indra. Contoh :
seperti keadaan banjir, suasana dipasar dan sebagainya.
Sebagaimana menulis wacana-wacana lain dalam
menulis wacana deskripsi ada langkah-langkahnya, yaitu :
1.
Menentukan topik karangan deskripsi.
2.
Merumuskan tujuan mengarang desskripsi.
3.
Mencari,
mengumpulkan ataupun memilih bahan.
4.
Membuat kerangka karangan.
5.
Mengembangkan karangan.
Contoh wacana deskripsi :
Pasar Terapung adalah sebuah pasar
tradisional yang seluruh aktivitasnya dilakukan di atas air dengan menggunakan perahu. Suasana pasar terapung yang unik dan khas adalah
berdesak-desakan antara perahu besar dan kecil saling mencari pembeli dan
penjual yang selalu berseliweran kian kemari dan selalu oleng dimainkan
gelombang sungai. Kebanyakan para pedagang adalah wanita. Menariknya, di Pasar
terapung ini juga masih berlaku barter antar pedagang. Tak ada organisasi
pedagang sehingga jumlah mereka yang berjualan tak terhitung. Mereka datang
untuk berjualan, dan bubar dengan sendirinya ketika matahari pagi mulai terik.
Pasar terapung tidak memiliki organisasi
seperti pada pasar di daratan, sehingga tidak tercatat berapa jumlah pedagang
dan pengunjung atau pembagian pedagang berdasarkan barang dagangan. Pasar ini
unik karena selain transaksi dilakukan di atas perahu, pedagang dan pembelinya
juga tidak terpaku di suatu tempat, tetapi terus bergerak mengikuti arus
sungai. Keunikan ini membuat pasar terapung ini disebut sebagai Pasar
Balarut.
Pasar Terapung yang terkenal di Indonesia berada di provinsi Kalimantan Selatan.
Pasar Terapung di Kalsel ini mulai melakukan aktivitas transaksi jual beli pada
subuh hingga pukul 10 pagi. Dari beberapa
Pasar Terapung di Kalimantan Selatan, yang menjadi objek wisata terkenal adalah
Pasar Terapung
Muara Kuin di Banjarmasin
dan Pasar
Terapung Lok Baintan di Sungai Tabuk,
Banjar. Pasar Terapung juga ditemukan di Thailand, Kamboja dan Vietnam.
Analisis Data :
Dari bacaan diatas dapat dikatakan wacana
deskripsi sebab menjelaskan atau menggambarkan keadaan dan suasana pasar di
suatu daerah. Hal ini agar orang
mengetahui bagaimana keadaan
pasar.
C.
WACANA EKSPOSIS I
Kata eksposisi berasal
dari bahasa inggris exsposition
yang berarti “membuka” atau “memulai”. Memang karangan eksposisi itu karangan
yang bertujuan untuk memberi tahu, mengupas, menguraikan, atau menerangkan
sesuatu. Dalam wacana eksposisi masalah yang dikomunikasikan terutama adalah
informasi. Hal utama yang dikomunikasikan terutama berupa: (a) data faktual;
(b) suatu analisis atau suatu penafsiran yang objektif terhadap seperangkat
fakta; (c) mungkin sekali berupa fakta tentang seseorang yang berpegang teguh
pada suatu pendirian yang khusus,asalkan tujuan utamanya untuk memberikan
informasi. Agar karangan eksposisi itu jelas seringkali disertakan
gambar,denah, peta dan angka-angka.
Contoh wacana eksposisi :
Vitamin A
Vitamin A
terdapat dalam mentega, ikan, buah-buahan berwarna kuning, dan sayur-sayuran.
Diet yang rendah vitamin A dapat menyebabkan resistensi yang menurunkan
terhadap infeksi, nafsu makan yang menurun, dan pencernaan makanan yang tidak
sempurna. Pada mata dapat menyebabkan xeropthalmia.
Pada kulit, kekurangan vitamin A menyebabkan timbulnya bintik-bintik atau
penonjolan pada lengan, bahu, dan tungkai dengan ukuran yan berbeda-beda yang
mengelilingi folikel-folikel. Biasanya mulai pada bagian depan dan samping
lengan atas, kemudian menyebar kebagian lengan, tungkai, bahu, perut, dan
akhirnya bila sampai berlarut-larut dapat menjalar kemuka.
Penonjolan-penonjolan ini keras, kering, warnanya lebih gelap dari kulit
sekitarnya dan tengahnya teras tajam.di muka menyerupai jerawat dan kulit muka
kering sekali.
Kelebihan vitamin
A juga memberi gejala yang tidak dikehendaki orang. Dilaporkan, terjadi pada
anak-anak yang orang tuanya memberikan terlalu banyak vitamin A. Gejala-gejala
kelebihan vitamin A rambut menjadi rontok , juga alis mata. Rambut yang tinggal
menjadi kasar dan kering, bibir pecah-pecah, pigmentasi dan gatal-gatal pada
kulit. Pada orang dewasa gejalanya terjadi sakit-sakit pada sendi tulang,
pembentukan sisik-sisik pada kulit dan kerut-kerut pada pinggir mulut dan
lubang hidung. Rambut rontok dan yang ketinggalan pun menjadi kasar dan kering
serta pigmentasi pada kulit muka dan leher. Bila dibiarkan berlarut-larut akan
menimbulkan gejala-gejala seperti lelah, nyeri otot, nafsu makan menurun, sakit
kepala, dan penurunan berat badan. Dengan menghentikan vitamin A dalam beberapa
minggu gejala ini akan hilang.
D.
WACANA ARGUMENTASI
Argumentasi
adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan
pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai
dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara (Gorys Keraf: 2010).
Melalui argumentasi penulis atau pembicara ingin menunjukkan sesuatu hal
dianggap benar atau salah dengan didukung fakta-fakta.
Wacana
argumentasi adalah satuan jenis wacana yang berisi pendapat, sikap, atau
penilaian terhadap suatu hal yang disertai dengan alasan, bukti-bukti, dan
pernyataan-pernyataan yang logis.
Tujuan wacana
argumentasi adalah berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran pendapat
pengarang. Gorys Keraf
(2010:100) menerangkan, untuk membuktikan suatu kebenaran, argumentasi
mempergunakan prinsip-prinsip logika.
Ciri Paragraf
Argumentasi
a.
Ada pernyataan, ide, atau pendapat
yang dikemukakan penulisnya
b.
Ada alasan, data, atau fakta yang mendukung
c.
Pembenaran berdasarkan data dan fakta yang disampaikan.
Data dan fakta
yang digunakan untuk menyusun wacana atau paragraf argumentasi dapat diperoleh
melalui wawancara, angket, observasi, penelitian lapangan, dan penelitian
kepustakaan. Pada akhir paragraf atau karangan perlu disajikan kesimpulan.
Contoh wacana argumentasi
:
Menyetop
bola dengan dada dan kaki dapat ia lakukan secara sempurna. Tembakan kaki
kanan dan kiri tepat arahnya dan keras. Sundulan kepalanya sering memperdayakan
kiper menmengambil bola dari kakinya. Operan bolanya tepat dan terarah. Amin
benar-benar pemain bola jempolan.
Analisis Data :
Dari data tersebut bisa
dikatakan wacana argumentasi sebab mempengaruhi pembaca agar dapat menerima
wawasan berdasarkan data yang disajikan.
E. WACANA PERSUASI
Dalam buku Gorys
Keraf (2010:118) ia mengemukakan persuasi adalah suatu seni verbal yang
bertujuan untuk meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki
pembicara pada waktu ini atau pada waktu yang akan datang. Karena tujuan
terakhir adalah agar pembaca atau pendengar melakukan sesuatu, maka persuasi
dapat dimasukkan dalam cara-cara mengambil keputusan.
Paragraf persuasi
adalah bentuk karangan yang bertujuan untuk meyakinkan seseorang, baik pembaca
maupun pendengar agar melakukan sesuatu yang dikehendaki penulis. Salah satu
bentuk paragraf persuasi yang dikenal secara umum adalah propaganda yang
dilakukan berbagai badan, lembaga, atau perorangan.
Isi paragraf
mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca. Paragraf
persuasif banyak dipakai dalam penulisan iklan,terutama majalah dan Koran
Contoh 1
Marilah kita
membuang sampah pada tempatnya, agar lingkungan kita bebas dari banjir dan
bebas dari penyakit yang disebabkan oleh sampah – sampah yang di buang tidak
pada tempatnya. Oleh karena itu, perlu kesadaran pada diri kita masing – masing
untuk membuang sampah pada tempatnya.
Contoh 2
Banyak orang yang
meremehkan sampah. Bahkan, tidak terpikirkan hal yang akan ditimbulkannya.
Walaupun tempat sampah banyak disesidakan, tetapi kepedualian seseorang
terhadap sampah sangat kurang. Sebagai siswa, kamu sebaiknya menyadari dan
memiliki sikap peduli terhadap sampah. Oleh karena itu, buanglah sampah pada
tempat sampah.
E. WACANA
NARASI
Narasi merupakan
suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa
sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa
itu ( Keraf: 2010). Keraf juga mengatakan unsur terpenting dalam narasi adalah
unsur tindakan atau perbuatan. Namun
sebagai pembeda dengan wacana deskripsi, maka harus ditambahkan unsur kronologi
atau rangkaian waktu.
Wacana narasi
adalah salah satu jenis wacana yang berusaha menceritakan/ mengisahkan suatu
kejadian yang terjadi dalam suatu rangkaian peristiwa dari waktu ke waktu
secara kronologis.
Unsur-unsur
penting dalam sebuah narasi adalah:
a.
Kejadian
b.
Tokoh
c.
Konflik
d.
Alur/ plot
e.
Latar yang terdiri atas latar waktu, tempat, dan suasana
Sebagaimana menulis wacana-wacana lain dalam
menulis wacana deskripsi ada langkah-langkahnya, yaitu :
1.
Menentukan topik karangan deskripsi.
2.
Merumuskan tujuan mengarang desskripsi.
3. Mencari,
mengumpulkan ataupun memilih bahan.
4.
Membuat kerangka karangan.
5.
Mengembangkan karangan.
Contoh wacana narasi :
Kegiatan disekolahku
demikian padatnya. Setiap hari, aku masuk pukul 07.00. Agar tidak terlambat,
aku selalu bangun pukul 04.30. Setelah mandi, akupun shalat subuh. Kemudian,
aku segera mengenakan seragam sekolah. Tak lupa aku lihat-lihat lagi buku yang
harus aku bawa. Yah, sekedar mengecek apakah buku-buku yang aku bawa sudah
sesuai dengan jadwal pelajaran hari itu. Selanjutnya, aku makan pagi. Lalu,
kira-kira pukul 06.00, aku berangkat ke sekolah. Seperti biasanya, aku ke
sekolah naik angkutan umum. Jarak rumah dengan sekolahku tidak jauh, sekitar
enam kilometer. Aku memang membiasakan berangkat pagi-pagi. Maklum, angkutan
kota sering berhenti lama untuk mencari penumpang. Jika aku berangkat agak
siang, wah, bisa terlambat sampai di sekolah.
Di sekolah, aku belajar
selama kurang lebih enam jam. Jam pelajaran berakhir pukul 12.45. Itu untuk
hari-hari biasa. Hari Rabu, aku pulang pukul 14.30, karena mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler dulu. Khusus hari Jum’at, aku bisa pulang lebih awal, yaitu
pukul 11.00.
Paragraf narasi
diatas berisi sebuah fakta. Apabila dicermati, paragraf tersebut berisi urutan
peristiwa berikut : bangun pukul 04.30, mandi, shalat subuh, berpakaian,
mengecek buku, makan pagi, berangkat sekolah, belajar di sekolah, pulang
sekolah. Rangkaian peristiwa tersebut
dialami oleh tokoh aku. Aku mengalami “konflik” dengan dirinya sendiri, yaitu
kebiasaannya setiap hari.
G.
Penutup
Dari beberapa
penjelasan diatas mengenai bahwa Berdasarkan
saluran komunikasinya wacana dapat dibedakan atas ; wacana lisan dan wacana
tulis. Wacana lisan memiliki ciri adanya penuturan dan mitra tutur, bahasa yang
dituturkan, dan alih tutur yang menandai giliran bicara. Sedangkan wacana tulis
ditandai oleh adanya penulis dan pembaca, bahasa yang dituliskan dan penerapan
sistim ejaan. Wacana dapat pula dibedakan berdasarkan
cara pemaparannya, yaitu antara lain ; wacana narasi, wacana deskripsi, wacana
argumentasi dan wacana persuasi
Sumber :
Brown, Gillian
dan George Yule. 1983. Analisis Wacana (diterjemahkan oleh I. Soetiko).
Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Tarigan, Henry
Guntur. 2009. Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa.
http://noviaidawati93.blogspot.com/2015/06/wacana-deskripsi-eksposisi-argumentasi.html
diakses pukul 6.24, pada kamis 28 Juni 2018
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar