“AFIKSASI PEMBENTUKAN NOMINA”
2) AFIKSASI: PEMBENTUKAN
NOMINA
Dalam bukunya Abdul Chaer (2008:144) menyebutkan bahwa pembentukan
dengan afiksasi ini ada yang di bentuk langsung dari akar, tetapi sebagaian
besar di bentuk dari akar melalui kelas verba dari akar itu. Yang di bentuk
langsung dari akar adalah nomina turunan berkonfiks ke-an, seperti kepandaian
yang bermakna ‘hal pandai’ dan kepartaian yang bermakna ‘hal partai’.
Sedangkan contoh yang di bentuk dari akar melalui verba daru akar itu adalah pembaca
yang bermakna gramatikal ‘yang membaca’, pembacaan yang
bermakna gramatikal ‘hasil membaca’ atau ‘yang dibaca’.
Afiks-afiks
pembentukan nomina menurut Abdul Chaer (2008:144), antara lain :
(1)
Nomina berprefiks ke-
Abdul Chaer
(2008:145) menjelaskna bahwa nomina berprefiks ke- sejauh data yang ada
hanyalah ada tiga biuah kaya, yaitu kata ketua, kekasih dan kehendak dengan
mekna gramatikal ‘yang dituai’, ‘yang dikasihi’ dan ‘yang dikehendaki’,
sedangkan contoh lainnya tidak ada.
(2)
Nomina berkonfiks ke-an
Ada dua macam
proses pembentukan nomina dengan konfiks ke-an menurut Abdul Chaer (2008:145)
yaitu pertama yang langsung dibentuk dari bentuk dasar, baik dari akar tunggal
maupun akar majemuk, contohnya hutan + ke-an -> kehutanan.
Kedua dibentuk
dari akar, tetapi melalui verba (yang dibentuk dari akar tersebut) yang menjadi
predikat dalam saty klausa, contohnya keberania (yang diturunkan dari verba
berani, dari klausa ‘mereka sungguh berani’).
Sedangkan
menurut Abdul Chaer (2008:145) nomina berkonfiks ke-an memiliki makna
gramatikal, antara lain :
(a)
memiliki makna gramatikal (a) ‘hal (dasar)’ atau ‘tentang
(dasar)’ apabila bentu dasarnya itu memiliki komponen mankna (+bendaan) dan
(+objek bicara), contohnya antara lain :
-
kehutanan, artinya ‘hal hutan’
-
keolahragaan, artinya ‘hal olahraga’
-
kebersamaan, artinya ‘hal bersama’
-
ketidakadilan, artinya ‘hal terbaca’
(b)
memiliki makna gramatikal ‘tempat’ atau ‘wilayah’ apabila
bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+bendaan), (+wilayah) dan (+jabatan),
contohnya antara lain :
-
kelurahan, artinya ‘wilayah lurah’
-
kecamatan, aratinya ‘wilayah camat’
-
kerajaan, artinya ‘wilayah raja’
-
kesultanan, artinya ‘wilayah sultan’
-
kepresidenan, artinya ‘wilayah presiden’
(3)
Nomina berprefiks pe-
Abdul Chaer (2008:147) telah menjelaskan bahwa ada dua
macam proses pembentukan nomina dengan prefiks pe-, antara lain :
(a)
Nomina berprefiks pe- yang mengikuti kaidah persengauan
Prefiks pe- yang mengikuti kaidah persengauan dapat
berbentuk pe-, pem-, pen-, per-, peng-, peny- dan peng-. Bentuk atau alomorf
pe- digunakan apabila bentuk dasarnya dimulai dengan fonem l r,l,w,y,m,n,ny dan
ngl, contohnya yaitu pada kata perawat (verba merawat), perakit (verba
merakit), peyakin (verba meyakini).
Dalam bukunya Abdul Chaer (2008:147) telah dijelaskna
bahwa bentuk atau alomorf pem- digunakan apabila bentuk dasarnya dimulai denga
fonem lb, p, b dan vl. Dengan catatan fonem lb, f dan vl tetap berwujud,
sedangkan fonem lpl disenyawakan dengan bunyi nasal dari prefiks itu,
cocntohnya yaitu pada kata pembina (verba membina), pemotong (verba memotong),
pemfitnah (verba memfitnah).
Sedangkan nomina berprefiks pe- menurut Abdul Chaer
(2008:149) memiliki sejumlah makna gramatikal, antara lain :
-
memiliki makna gramatikal ‘yang (dasar) apabila bentuk
dari dasar melalui verba yang sama dengan dasar itu, contohnya pada kata :
pembuk (dari verba mabuk dalam kalimat “anak-anak itu
sering mabuk di sana”)
-
memiliki makna gramatikal ‘yang me- (dasar)’ apabila
dibentuk dari dasar melalui verba berprefiks me- yang dibentuk dari dasar itu,
contonya pada kata penulis (dari dasar itu melalui verba menulis)
-
memiliki makna gramatikal ‘yang me-kan (dasar)’ apabila
dibentuk dari dasar melalui verba berklofiks me-kan yang dibentuk dari dasar
itu, contohnya yaitu pada penjinak (dari dasar jinak melalui verba ,enjinakkan)
-
memiliki makna gramatikal ‘yang me-i (dasar) apabila
dibentuk dari dasar melalui verba me-i yang dibentuk dari dasar itu, contohnya
yaitu pewaris (dari dasar waris melalaui verba mewarisi)
(b)
Nomina berprefiks pe- yang tidak mengikuti kaidah
pengsengauan
Menurut Abdul Chaer (2008:150) menjelaskan bahwa nomina
berprefiks pe- yang tidak mengikuti kaidah persengauan berkaitan dengan verba
berprefiks ber- atau verba berklofiks memper-kan yang dibentuk dari dasar itu,
sedangkan makna gramatikal yang dimiliki adalah ‘yang ber (dasar), contohnya
yaitu peladang (dari dasar ‘ladang melaui verba berladang)
(c)
Nomina berprefiks pe- melalui proses analogi
Dalam Abdul Chaer (2008:152) ada dua macam pembentukan
nomia berprefiks pe- yang dibentuk melalui proses analogi, antara lain :
-
Adanya bentuk penyuruh (dengan makna gramaatikal ‘yang menyuruh)
dan pesuruh (dengan makna gramatikal ‘yang disuruh’), makan terbentuklah
pasangan penatar ‘yang menatar’ dan petatar ‘yang ditatar’
-
Adanya bentuk petinju dan pegulat dengan makna gramatikal
‘yang berolahraga tinju’ dan ‘yang berolah raga gulat’, maka dibentuklah
istilah-isttilah seperti pegolf, peyudo, petembak, petenis dans emua istilah
olahraga ini tidak mengenal kaidah persengauan.
(4)
Nomina berkonfiks pe-an
Abdul Chaer (2008:153) menjelaskna
bahwa konfiks pe-an dalam pembentukan nomina mempunyai enam buah bentuk atau
alomorf, yaitu pe-an, pem-an, pen-an, peny-an, peng-an dan penge-an.
Bentuk atau alomorf pe-an digunakan
apabila bentuk dasarnya berawal dengan fonem lr,l,w,y,m,n,ny dan ngl ,
contohnya antara lain perawatan, pelarian, pewarisan, peyakinan, pemantapan,
penantian.
Dalam Abdul Chaer (2008:155)
menjelaskan bahwa proses pembentuka berkonfiks pe-an dilakukan dari dasar
melalui verba berprefiks me-, berklofiks me-kan atau berklofiks me-i, maka
makna gramatikal yang dimiliki adalah :
-
Memiliki maka gramatikal ‘hal/proses me (dasar)’ apabila
dibentuk dari dasar melalui verba berprefiks me- inflektif, conthnya pada kata
pembacaan, artinya ‘hal membaca’
-
Makna gramatikal ‘hal/proses me-kan (dasar)’ apabila
dibentuk dari dasar melalui verba berklofikss me-kan yang dibentuk dari dasar
itu, contohnya yaitu pembenaran, artinya ‘hal membenarkan’.
-
Makna gramatikal ‘hal/proses me-i (dasar)’ apabila
dibentuk dari dasar melalui vera berklofiks me-i yang dibentuk dari dasar itu,
contohnya yaitu pewarisan, artinya ‘hal mewarisi’.
(5)
Nomina berkonfiks per-an
Abdul Chaer (2008:156) menjelaskan bahwa ada dua macam
proses nomina dengan konfiks per-an, antara lain :
-
Dibentu dari dasar melalui verba ber- bentuknya mengikuti
perubahan bentuk prefiks ber-, sehingga menjadi bentuk per-an, pe-an dan
pel-an contohnya perdagangan (dari verba
dagang)
-
Dibentuk dari dasar (baik akar maupun bukan) nomina
ccontohnya perkaretan, perburuhan dan perkantoran.
Sedangkan makn graatikal yang dibentuk dari nominal berkonfiks per-an antara lain :
(a)
‘hal ber- (dasar), contohnya antara lain :
-
pergerakan, bermakna ‘hal gerak’
-
perselingkuhan, bermakna ‘hal berselingkuh’
-
pertemuan, bermakna ‘hal bertemu’
-
perdebatan, bermakna ‘hal berdebat’
-
pergunjingan, bermakna ‘hal bergunjing
(b)
‘hal, tentang atau masalah (dasar), contohnya antara lain
:
-
perekonomian, artinya ‘hal ekonomi’
-
perkreditan, artinya ‘hal kredit’
-
perhotelan, artinya ‘hal hotel’
-
perkaretan, artinya ‘hal karet’
-
perkotaan, artinya ‘hal kota’
(c)
‘daerah, wilayah atau tempat’ antara lain :
-
pergunungan, berarti ‘daerah gunung’
-
pedalaman, berabti ‘daerah dalam’
-
pemukiman, berarti ‘tempat mukim’
-
pertapaan, berarti ‘tempat tapa’
-
peristirahatan, berarti ‘tempat istirahat’
(6)
Nomina bersufiks –an
Abdul Chaer (2008:159) menjelaskan bahwa ada dua macam
proses pembentukan nomina bersufiks –an,
antara lain :
(a)
Dibentuk melalui dasar verba melalui verba berprefiks me-
inflektif memiliki makna gramatikal antara lain :
-
Memiliki makna gramatikal ‘hasil me (dasar)’ apabila
hubungan antara verba me- inflekif yang dibentuk dari dasar itu dengan objeknya
‘menyatakan ‘hasil’ contohnya tulisan, dalam arti ‘hasil menulis (diturukan
melalui verba menulis, di mana hubungan verba menulis dengan objeknya, misalnya
surat mempunyai hubungan hasil.
-
Memiliki makna gramatikal ‘yang di (dasar)’ apabila
hubungan antara verba me-inflektif yang dibentuk dari dasar itu dengan objeknya
menyatakan ‘sasaran’ seperti nomina makanan, bacaan dan tahanan, contohnya
yaitua makanan di lemari sudah tidak tersisa lagi.
-
Memiliki makna gramatikal ‘alat (me)’ apabila verba
berprefiks me- yang dilaluinya memiliki komponen makna (+alat) seperti nomina
saringan (dari verba menyaring), ayakan (dari verba mengayak) dan kukusan (dari
verba mengukus)
(b)
Dibentuk dari dasar melalui verba berprefiks ber-
memiliki makna gramatikal ‘tempat ber- (dasar)’, misalnya pada nomina kubangan,
tepian, pangkalan pada kalimat :
lubang-lubang di jalan itu ada yang sebesar kubangan
kerbau (kubangan berarti ‘tempat berkubang)
(c)
Sufiks –an yang dibentuk dari dasar menurut Abdul Chaer
(2008:162) menjelaskan sebagai berikut :
-
memiliki makna gramatikal ‘tiap-tiap’ apabila bentuk
dasarnya memiliki komponen makna (+ukuran) atau (+takaran), seperti nomina
bulanan pada kalimat majalah ini terbit bulanan.
-
memiliki makna gramatikal ‘tiap-tiap’ apabila bentuk
dasarnya memiliki komponen makna (+kebendaan) dan (+kecil) seperti nomina
ubanan pada kalimat “kakak masih muda, tetapi rambutnya masih ubanan”
-
memiliki makna gramatikal ‘tiap-tiap’ apabila bentuk
dasarnya memiliki komponen makna (+kebendaan) seperti nomina murahan pada
kalimat “saya tidak mau membeli barang muarahan”
(7)
Nomina bersufiks –nya
Menurut Abdul Chaer (2008:163) menjelaskan bahwa ada dua
bentu nomina bersufiks –nya antara lain
-
nomina besufiks –nya sebagai pronomina persona ketiga
tunggal, contohnya saya mau minta tolong kepadanya.
-
nomina bersufiks –nya membentuk nomina dengan makna
gramatikal, contohnya (1) hak dasar yang memiliki komponen makna (+keadaan)
contohnya naiknya harga BBM mengurangi pendapatan sopir taksi, (2) memiliki
makna gramatikal ‘penegasan’ kalau bentuk dasarnya (+kebendaan) atau
(+tindakan), contohnya mau makan, nasinya habis.
(8)
Nomina berprefiks ter-
Menurut Abdul Chaer (2008:164) menjelaskan bahwa nomina
berprefiks ter- dengan makna gramatikal ‘yang di (dasar)’ hanya terdapat
sebagai istilah dalam bidang hukum, contohnya tersangka, terperiksa, terdakwa,
tergugat, tertuduh, terhukum dan terpidana.
(9)
Nomina berinfiks –el, -em- dan –er-
Abdul Chaer (2008:165) menjelaskna bahwa di dalam
perkembangan bahasa Indonesia banyak menyerap kosakata asing, terutama dari
bahasa Arab, Inggris dan Belanda, ada yang diserap secara utuh artinya kosakata
itu diserap sekaligus dengan “sufiks” yang menjadi penanda kategori kata
serapan itu antara lain :
NO
|
SUFIKS PENANDA
|
PADA KATA
|
MAKNA GRAMATIKAL
|
1.
|
in
|
hadirin
|
laki-laki yang (dasar)
|
muslimin
|
|||
mukminin
|
|||
mukimin
|
|||
muhajirin
|
|||
2.
|
at
|
hadirat
|
perempuan yang (dasar)
|
muslihat
|
|||
mukminat
|
|||
3.
|
-ah
|
gairah
|
perempuan yang (dasar)
|
hafizah
|
|||
4.
|
si
|
kritisi
|
yang bergerak dalam bidang (dasar)
|
musisi
|
|||
politisi
|
|||
teknisi
|
|||
redaksi
|
|||
5.
|
-ika
|
fisika
|
ilmu tentang (dasar)
|
mekanika
|
|||
linguistika
|
|||
matematika
|
|||
fonetika
|
|||
6.
|
-ir
|
importir
|
pelaku kegiatan (dasar)
|
eksportir
|
|||
leveransir
|
|||
donasir
|
|||
7.
|
-ur
|
direktur
|
laki-laki yang menjadi (dasar)
|
kondektur
|
|||
redaktur
|
|||
inspektur
|
|||
8.
|
-us
|
Politikus
|
orang-orang yang melakukan dasar
|
Musikus
|
|||
kritikus
|
|||
9.
|
-isme
|
Kapitalisme
|
paham mengenai (dasar)
|
Foedalisme
|
|||
islamisme
|
|||
daerahisme
|
|||
sukuisme
|
|||
10.
|
-sasi
|
organisasi
|
proses pe-an (dasar)
|
spesialisasi
|
|||
inventarisasi
|
|||
tendanisasi
|
|||
neonisasi
|
|||
11.
|
-or
|
aktor
|
Yang melakukan/menjadi (dasar)
|
diktator
|
|||
proklamator
|
|||
konduktor
|
|||
indikator
|
Catatan dalam Abdul Chaer (2008:167)
yaitu sufiks asing tidak produktif dalam pembentukan nomina bahasa Indonesia,
kata-kata “asli” Indonesia yang telah diberi sufiks asing itu yang ada hanyalah
kata-kata sukuisme, daerahisme, tendanisasi, neonisasi dan lelenisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar