“REDUPLIKASI”
Dalam bukunya Abdul Chaer (2008:178)
menyebutkan bahwa reduplikasi atau pengulangan bentuk
satuan kebahasaan merupakan gejala yang terdapat dalam banyak bahasa di dunia
ini. Misalnya dalam salah satu bahasa di kepulauan Marshall (daerah Pasifik)
ada kata takin ‘kaus kaki’ direduplikasikan menjadi takinkin ‘memakai kaus
kaki’. Dalam bahasa Moru (Papua Nugini) ada kata tau ‘orang laki-laki’
direduplikasikan menjadi tatau ‘banyak orang laki-laki’, dan kata mero ‘anak
laki-laki’ direduplikasikan menjadi memero ‘banyak anak laki-laki. Contoh lain
dalam bahasa Afrika Selatan ada kata amper ‘dekat’ direduplikasikan menjadi
amper-amper ‘sangat dekat’, kata dik ‘tebal’ direduplikasika menjadi dikdik
‘sangat tebal.
Keraf (1991: 149) menyatakan bahwa
reduplikasi merupakan sebuah bentuk gramatikal yang berujud penggandaan sebagai
atau seluruh bentuk dasar sebuah kata. Reduplikasi atau proses pengulangan
adalah pengulangan satuan gramatik sebagian atau seluruhnya, dengan variasi
fonem ataupun tidak (Ramlan, 1985: 57). Simatupang (1979: 16) menguraikan
reduplikasi atau pengulangan sebagai proses morfemis yang mengubah bentuk kata
dan arti. Verhaar (1977: 152), reduplikasi atau pengulangan adalah proses
morfemis yang mengulang bentuk dasar sebagian atau seluruhnya. Sudaryanto
(1991: 39), pengulangan berfungsi sebagai pembentuk kata dengan bentuk dasar
sebagai tumpuannya, bentuk dasar yang dimaksud bermakna leksikal, dengan hasil
polmorfemis. Bauer (1988: 25), reduplikasi adalah pengulangan kata yang dapat
ditambahkan (diulang) didepan atau belakang dari bentuk dasarnya. Hadiwidjana
(1967: 23) menyatakan pengulangan sebagai proses pengulangan kata yang
membentuk bentuk jamak, begitu juga artinya. Antunsuhono (1953: 36) menjelaskan
pengulangan adalah kata yang diucapkan dua kali seluruhnya atau sebagian.
Dari beberapa pendapat tersebut
dapat dipahami bahwa reduplikasi adalah proses pembentukan bentuk yang lebih
luas dengan bahan dasar kata dengan hasil kata, atau bentuk polimorfemis,
sedangkan cara pengulangan dapat sebagian, dapat seluruhnya, dapat ulangan
bagian depan atau belakang, dan dapat juga dengan menambahkan afiks. Hasil
pembentukan pengulangan disebut dengan kata ulang.
Dalam
bahasa Indonesia reduplikasi merupakan mekanisme yang penting dalam pembentukan
kata, di samping afiksasi, komposisi dan akronimisasi. Ada juga reduplikasi
yang menyangkut masalah fonologi, masalah sintaksis dan masalah simantik.
Berikut ulasan menurut Abdul Chaer (2008, 179).
1. Reduplikasi
Fonologis
Abdul Chaer (2008:179) menjelaskan Reduplikasi
fonologis berlangsung terhadap dasar yang bukan akar atau terhadap bentuk yang
statusnya lebih tinggi dari akar. Status bentuk yang diulang tidak jelas dan
enghasilkan makna leksikal. Yang termasuk reduplikasi fonologi ini adalah
sebagai berikut :
1
Kuku, dada dan pipi ‘bukan’ berasal dari
ku, da dan ci tetapi sebuah kata yang bunyi kedua suku katanya sama.
2
Foya-foya, tubi-tubi dan sema-sema
‘bentuk; dasarnya tidk berstatus sebagai akar yang mandiri.
3
Laba-laba, kupu-kupu dan paru-paru hasil
reduplikasinya tidak melahirkan makna gramatikal.
4
Mondar-mandir, luntang-luntung dan
lunggang-langgang makna gramatikalnya hanyalah makna leksikal, bukan
gramatikal.
2. Reduplikasi
Sintaksis
Dalam bukunya Abdul Chaer (2008:179) menyebutkan bahwa
reduplikasi sintaksis adalah proses pengulangan terhadap sebuah dasar yang
iasanya berupa akar, tetapi menghasilkan satuan bahasa yang statusnya lebih
tinggi daripada sebuah kata. Kridalaksana (1989) menyebutkan menghasilkan sebuah
‘ulangan kata’ Contohnya suaminya benar-benar jantan.
3. Reduplikasi
Semantis
Abdul Chaer (2008:180) menjelaskan Reduplikasi
semantis adalah pengulangan “makna” yang sama dari dua buah kata yang
bersinonim, misalnya ilmu pengetahuan, alim uatam dan cerdik cendekia.
4. Reduplikasi
Morfologis
Dalam bukunya Abdul Chaer (2008:181) menyebutkan bahwa
reduplikasi morfologis dapat terjadi pada bentuk dasar yang berupa akar, berupa
bentuk berafiks dan berupa bentuk komposisi. Prosesnya dapat berupa pengulangan
utuh, pengulangan berubah bunyi dan pengulangan sebagian. Berikut macam-macam
Reduplikasi morfologis menurut Abdul Chaer (2008 : 181) yaitu sebagai berikut :
1
Pengulangan akar
Abdul
Chaer (2008:181) menjelaskan Bentuk dasar yang berupa akar
memiliki tiga macam proses pengulangan antara lain :
(1) Pengulangan
utuh, artinya bentuk dasar itu diulang tanpa melakukan perubahan bentuk fisik
dari akar itu, contohnya meja-meja (bentuk dasar meja), kuning-kuning (bentuk
dasar kuning).
(2) Pengulangan
sebagian artinya yang diulang dari bentuk dasar itu hanya salah satu suku
katanya saja (dalam hal ini suku awal kata) disertai dengan “pelemahan” bunyi.
(3) Pengulangan
dengan perubahan bunyi, artinya bentuk dasar itu diulang tetapi disertai dengan
perubahan bunyi. Yang berubah bisa bunyi vokalnya dan bisa pula bunyi
konsonannya, yang berubah unsur pertamanya (bolak-balik, larak-lirik), yang
berubah unsur keduanya (ramah-tamah, lauk-pauk).
(4) Pengulangan
dengan infiks, maksudnya sebuah akar diualang tetapi diberi infiks pada unsur
ualnganya, contohnya turun-temurun.
2
Pengulangan Dasar Berafiks.
Dalam bukunya Abdul Chaer (2008:182) menyebutkan bahwa
ada tiga macam proses afiksasi dan reduplikasi. Pertama, sebuah akar diberi
afiks dulu, baru kemudian diulang atau diresuplikasi. Kedua sebuah akar
direduplikasi dulu, baru kemudian diberi afiks. Ketiga sebuah akar diberi afiks
dan diulang secara bersama-sama. Dalam Abdul Chaer (2008 : 183) proses itu
dengan afiksnya akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Akar
berprefiks ber-. Ada dua jenis antara lain :
(a) Pada
akar mula-mula diimbuhkan prefiks ber-, lalu dilakukan pengulangan sebgaian dan
yang diulang hanya akarnya saja, contoh berlari (dari ber + lari).
(b) Pengulangan
dilakukan serentak dengan pengimbuhan prfiks ber-, contoh berhari-hari.
2. Akar
berkonfiks ber-an
Abdul Chaer (2008:184) menjelaskan seperti
pada kata berlarian dan berkeliaran direduplikasikan sebagian, yaitu hanya
akarnya saja, contohnya berlari-larian (dari berlarian).
3. Akar
berprefiks me-
Dalam bukunya Abdul Chaer (2008:184) menyebutkan bahwa
seperti pada kata menebak dan menari direduplikasikan hanya akrnya saja, tetapu
ada dua macam cara.
-
Bersifat prosesif artinya, pengulangan
ke arah depan atau ke arah kanan, contohnya menembak-nembak (dasar menembak).
-
Bersifat regresif artinya pengulangan ke
arah belakang atau ke arah kiri contohnya tembak-menembak (dasar menembak).
4.
Akar berklofiks me-kan
Abdul Chaer (2008:185) menjelaskan seperti
pada kata membedakan, membesarkan dan melebihkan direduplikasikan hanya akarnya
saja, contoh melebih-lebihkan (dari melebihkan), menyama-nyamakan (dari
menyamakan).
5. Akar
berklofiks me-i
Dalam bukunya Abdul Chaer (2008:185) menyebutkan bahwa
seperti pada kata menulisi dan mengurangi direduplikasikan hanya akarnya saja,
contoh melempar-lempari (dari melempari), merintang-rintangi (dari merintangi).
6. Akar
berprefiks pe-
Abdul
Chaer (2008:185) menjelaskan seperti pada kata pemuda, pembina,
dan pembaca direduplikasikan secara utuh, contohnya pemuda-pemuda,
pembina-pembina.
7. Akar
benkonfiks pe-an
Dalam
bukunya Abdul Chaer (2008:186) menyebutkan bahwa seperti pada
kata pembangunandan penjelasa direduplikasikan secara utuh, contohnya
pembinaan-pembinaan, pelatihan-pelatihan.
8. Akar
berkonfiks per-an
Abdul
Chaer (2008:168) menjelaskan Seperti pada kata peraturan,
perindustrian dan perdebatan bila direduplikasikan haruslah secara utuh, contoh
peratura-peraturan, pertokoan-pertokoan.
9. Akar
bersufiks –an
Dalam
bukunya Abdul Chaer (2008:187) menyebutkan bahwa ada dua cara
pereduplikasikannya, pertama dengan mengulas secara utuh bentuk bersufiks –an,
contohnya bangunan-bangunan. Dan kedua mengulang akarnya saja yang sekalihus
disertai dengan pengulangannya, contohnya obat-obatan, biji-bijian.
10. Akar
berprefiks se-
Abdul
Chaer (2008:188) menjelaskan Ada dua macam cara reduplikasinya,
pertama diulang secara utuh, contohnya sedikit-sedikit, seorang-seorang. Kedua
hanya mengulang entuk dasarnya saja, contohnya sekali-sekali, sebaik-baik.
11. Akar
berprefiks ter-
Dalam
bukunya Abdul Chaer (2008:188) menyebutkan bahwa seperti pada
kata terbawa, tersenyum da tertawa direduplikasinya hanya akarnya saja, contoh
tertawa-tertawa, tersedu-sedu.
12. Akar
berkonfiks se-nya
Abdul
Chaer (2008:188) menjelaskan Seperti pada kata secepatnya,
sebaiknya dan sedaptanya direduplikasinya hanya akarnya saja, contohnya
secepat-cepatnya, sebaik-baiknya.
13. Akar
berkonfiks ke-an
Dalam
bukunya Abdul Chaer (2008:189) menyebutkan bahwa seperti pada
keraguan, kemuarahan dan kebiruan direduplikasikan hanya akarnya saja,
sedangkan konfiks ke-an melingkupi bentuk perulangan itu, contoh keragu-raguan,
kemerah-merahan.
14. Akar
berinfiks (-em, el-, -er, -m-)
Abdul
Chaer (2008:189) menjelaskan Direduplikasikan sekaligus dalam
pengimbuhan infiks dan proses reduplikasi. Proses ini tampaknya tidak
produkstif, contohnya tali-temali, sinar-seminar.
3
Reduplikasi Kompositum
Dalam
bukunya Abdul Chaer (2008:189) menyebutkan bahwa kompositum,
gabungan kata, kata majemuk atau entak apa lagi namanya secara umum dapat
dibedakan atas yang kedua unsurnya sederajat, seperti tua, muda dan yang kedua
unsurnya tidak sederajat seperti tumah sakit, surat kabar.
5. Reduplikasi
Dasar Nomina
Abdul Chaer (2008:191) menjelaskan Secara
morfologis nomina dapat berbentuk akar, bentuk, berprefiks pe-, bentuk
berprefiks ke-, bentuk berkonfiks pe-an, bentuk berkonfiks per-an, bentuk
berkonfiks ke-an, bentuk bersufiks –an dan berupa gabungan kata. Bentuk dasar reduplikasi yang melahirkan
makna gramatikan tersebut dibicarakan seperti ini :
(1) Dasar
nomina baik berupa akar, bentuk berprefiks pe- dan ke-, berkonfiks pe-an,
per-an dan ke-an, bersufiks –an, dan berupa gabungan kata, apabila
direduplikasikan akan bermakna gramatikal ‘banyak’ dengan makna (+terhitung),
contoh pemda akan menggusur rumah-rumah tanpa IMB itu.
(2) Dasar
nomina, khususnya dalam bentuk akar, bila di reduplikasikan akan memiliki makna
gramatikal ‘banyak dan berkomponen (+berjenis), contoh dulu di daerah pasar
minggu banyak buah-buahan.
(3) Dasar
nomina, khususnya bentuk dasar bila direduplikasikan bermakna ‘banyak dengan
satuan ukuran tertentu’ bermakna (+ukuran) atau (+takaran).
(4) Dasar
nomina, khususnya dalam bentuki akar, bila direduplikasikan bermakna
‘menyerupai’ atau ‘seperti’ apabioa bermakna (+bentuk tertentu) dan (sifat
tertentu), contoh adik menangis minta dibelikan mobil-mobilan.
(5) Dasar
nomina, khususnya bentuk akar bila direduplikasikan akan bermakna ‘saat’ dan
‘waktuy’ apabila memiliki komponen makna (+saat), contoh malam-malam begini
kamu mengapa datang ke sini?.
6
Reduplikasi Dasar Verba
Dalam bukunya Abdul Chaer (2008:194) menyebutkan bahwa
bentuk dasar dan makna reduplikasi yang terjadi pada verba ini dijelaskan
sebagai berikut :
(1) Apabila
direduplikasi akan memiliki makna gramatikal ‘kejadian (tindakan) berulang
kali, apabila memiliki komponen makna (+tindakan) dan (-durasi) contoh dari
tadi beliau marah-marah terus.
(2) Apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘kejadian berintensitas’,
apabila memiliki makna (+tindakan) dan (+durasi), contoh kami berjalan-jalan
mengelilingi kebun raya Bogor.
(3) Apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘bebalasan’ apabila bermakna
(+tindakan) dan (-durasi), contoh terjadi tembak menembak antara gerilyawan
Palestina dan tentara Israel.
(4) Apabila
direduplikasikan memiliki makna gramatikal ‘dilakukan tanpa tujuan (dasar),
apabila memiliki komponenj makna (+tindakan) dan (+durasi), contohnyaaa sehabis
ujian kami makan-makan di restauran itu.
(5) Apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘hal me...’, memiliki komponen
makna (+tindakan) dan (+durasi), contohnya menerima pekerjaan ketik mengetik.
(6) Apabila
direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘begitu (dasar), apabila
memiliki makna (+tindakan) dan (+saat), contohnya saya tidak sadar, tahu-rahu
dia sudah berada di depanku.
7
Reduplikasi Dasar Ajektifa
Abdul Chaer (2008:196) menjelaskan Ajektifa
sebagai bentuk dasar dalam proses reduplikasi dapat berupa akar seperti merah
dan tinggi, namun yang perlu dicacat bahwa makna gramatikal reduplikasi sangat
tergantung pada konteks kalimatnya. Jadi, ada kemungkinan bentuk reduplikasi
yang sama akan memiliki makna gramatikal yang berbeda kalau konteksnya berbeda.
Bentuk dasar Ajektiva yang melahirkan makna gramatikan tersebut dibicarakan
seperti ini :
(1) Dasar
ajektifa bila direduplikasikan akan menghasilkan makna gramatikal ‘banyak yang
dasar’ jika bentuk dasar berkomponen makna (+keadaan) dan (+ukuran) contohnya
ikannya masih kecil-kecil, jangan ditangkap dulu.
(2) Dasar
ajektifa bila direduplikasikan akan menghasilkan makna gramatikal ‘se (dasar)
mungkin’ jika bentuk dasar berkomponen makna (+keadaan) dan (+ukuran) contoh
bukalah jendela itu lebar-lebar.
(3) Dasar
ajektifa bila direduplikasikan akan menghasilkan makna gramatikal ‘hanya yang
(dasar)’jika bentuk dasar berkomponen makna (+keadaan) dan (+ukuran), contohnya
ambil yang baik-baik, tinggalkan yang buruk-buruk.
(4) Dasar
ajektifa bila direduplikasikan akan menghasilkan makna gramatikal ‘sedikit
bersifat (dasar)’ jika bentuk dasar berkompenen makna (+keadaan) dan (+warna),
contohnya dari jauh air laut tampak kebiru-biruan.
(5) Dasar
ajektifa bila direduplikasikan akan menghasilkan makna gramatikal ‘meskipun
(dasar)’ jika bentuk dasar berkomponen makna (+keadaan) dan (+sikap), contohnya
jauh-jauh saya datang, tetapi orangnya tidak ada.
(6) Dasar
ajektifa bial direduplikasikan akan menghasilkan makna gramatikal ‘sama (dasar)
dengan ‘jika bentuk dasar berkomponen makna (+keadaan) dan (+ukuran), contohnya
truk sebesar-besar gajah merusak lingkungan di daerah kami.
(7) Dasar
ajektifa bila direduplikasikan akan menghasilkan makna gramatikal ‘intensitas’
jika bentuk dasar berkomponen makna (+keadaan) dan (+ukuran), contohnya kamu
jangan membesar-besarkan masalah yang sepele ini.
8
Reduplikasi Dasar Kelas Tertutup
Dalam bukunya Abdul Chaer (2008:199) menyebutkan bahwa
kata-kata yang termasuk kelas tertutup ada yang mengalami proses reduplikasi,
namun makna-makna dari proses tersebut sukar dikaidahkan. Oleh karena jumlahnya
terbatas maka akan dijelaskan sebagai berikut :
(1) Reduplikasi
Dasar Adverbia Negasi
Kosakata adverbia
negasi adalah bukan, tidak, tak dan tiada. Sedangkan yang terlibat dalam proses
reduplikasi hanyalah bukan dan tidak bentuk tak dan tiada tidak terlibat dalam
proses itu. Conthnya ii sini kamu jangan bicara yang bukan-bukan.
(2) Reduplikasi
Dasar Adverbia Larangan
Kosakata adverbia
larangan adalah jangan dan tidak boleh. Yang berkenaan dengan reduplikasi
hanyalah akar janga, cotohnya hari ini dia tidak masuk sekolah, jangan-jangan
dia sakit.
(3) Reduplikasi
Dasar Adverbia Kala
Kosakata adverbia kala
adalah kata-kata sudah dan telah untuk menyatakan kala lampu, sedang, tengah
dan lagi untuk menyatakan kala kini, akan dan mau untuk menyatakan kala yang
akang datang, contohnya kalau mengingat yang sudah-sudah kami memang kasihan
padanya.
(4) Reduplikasi
Dasar Adverbia Keharusan
Kosakata adverbia
keharusan adalah barangkali, kali dan mungkin yang menyatakan kemungkinan
mesti, harus dan wajib yang menyatakan keharusan, contohnya mari kita singgah
ke rumah beliau, kali-kali saja beliau ada di rumah.
(5) Reduplikasi
Dasar Adverbia Jumlah
Kosakata adverbia
jumlah adalah banyak, sedikit, lebih kurang dan cukup. Semuanya terlibat dalam
proses reduplikasi contohnya setelah diberi gula harus diberi air
banyak-banyak.
(6) Reduplikasi
Dasar Adverbia Taraf
Reduplikasi adverbia
taraf adalah agak, sangat, amat, sekali, sedang kurang dan paling, yang paling
menonjol ialah agak dan paling contohnya harus dihitung yang benar,
janganmengagak-agak saja.
(7) Reduplikasi
Dasar Adverbia Frekiuensi
Kosakata adverbia
frekuensi adalah sekali, jarang, sering dan lagi, contohnya sekali-sekali dia
datang juga ke sini.
(8) Reduplikasi
Dasar Numeralia
Kosakata numeralia yang
terlibat dalam proses reduplikasi adalah nama-nama bilangan bulat satu, dua,
tiga,empat...., contohnya anak-anak itu dibariskan dua-dua.
(9) Reduplikasi
Dasar Konjungsi Koordinatif
Kosakata konjungsi
koordinatif adalah dan yang menyatakan ‘gabungan, serta yang menyatakan
‘kesertaan’, tetapi namun dan melainkan yang menyatakan ‘kebalikan’ bahkan dan
malah yang menyatakan ‘penguatan’ kemudian, setelah, sesudah dan yang lain
menyatakan ‘hubungan waktu’, contoh kita tidak perlu mengingat lagi kejadian
yang lalu-lalu.
(10)Reduplikasi Dasar Konjungsi
Subordinatif
Kosakata konjungsi subordinatif adalah karena, sebab,
asal dan lantaran yang menghubungkan menyatakan ‘sebab’, kalau, jika, jikalau,
andai, andaikata dan seandainya yang menghubungkan menyatakan ‘persyaratan’
contoh mari kita ke kebun, kalau-kalau ada durian jatuh Abdul Chaer (2008:207).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar