Selasa, 17 Januari 2017

REDUPLIKASI



REDUPLIKASI

Dalam bukunya Abdul Chaer (2008:178) menyebutkan bahwa reduplikasi atau pengulangan bentuk satuan kebahasaan merupakan gejala yang terdapat dalam banyak bahasa di dunia ini. Misalnya dalam salah satu bahasa di kepulauan Marshall (daerah Pasifik) ada kata takin ‘kaus kaki’ direduplikasikan menjadi takinkin ‘memakai kaus kaki’. Dalam bahasa Moru (Papua Nugini) ada kata tau ‘orang laki-laki’ direduplikasikan menjadi tatau ‘banyak orang laki-laki’, dan kata mero ‘anak laki-laki’ direduplikasikan menjadi memero ‘banyak anak laki-laki. Contoh lain dalam bahasa Afrika Selatan ada kata amper ‘dekat’ direduplikasikan menjadi amper-amper ‘sangat dekat’, kata dik ‘tebal’ direduplikasika menjadi dikdik ‘sangat tebal.
Keraf (1991: 149) menyatakan bahwa reduplikasi merupakan sebuah bentuk gramatikal yang berujud penggandaan sebagai atau seluruh bentuk dasar sebuah kata. Reduplikasi atau proses pengulangan adalah pengulangan satuan gramatik sebagian atau seluruhnya, dengan variasi fonem ataupun tidak (Ramlan, 1985: 57). Simatupang (1979: 16) menguraikan reduplikasi atau pengulangan sebagai proses morfemis yang mengubah bentuk kata dan arti. Verhaar (1977: 152), reduplikasi atau pengulangan adalah proses morfemis yang mengulang bentuk dasar sebagian atau seluruhnya. Sudaryanto (1991: 39), pengulangan berfungsi sebagai pembentuk kata dengan bentuk dasar sebagai tumpuannya, bentuk dasar yang dimaksud bermakna leksikal, dengan hasil polmorfemis. Bauer (1988: 25), reduplikasi adalah pengulangan kata yang dapat ditambahkan (diulang) didepan atau belakang dari bentuk dasarnya. Hadiwidjana (1967: 23) menyatakan pengulangan sebagai proses pengulangan kata yang membentuk bentuk jamak, begitu juga artinya. Antunsuhono (1953: 36) menjelaskan pengulangan adalah kata yang diucapkan dua kali seluruhnya atau sebagian.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat dipahami bahwa reduplikasi adalah proses pembentukan bentuk yang lebih luas dengan bahan dasar kata dengan hasil kata, atau bentuk polimorfemis, sedangkan cara pengulangan dapat sebagian, dapat seluruhnya, dapat ulangan bagian depan atau belakang, dan dapat juga dengan menambahkan afiks. Hasil pembentukan pengulangan disebut dengan kata ulang.

Dalam bahasa Indonesia reduplikasi merupakan mekanisme yang penting dalam pembentukan kata, di samping afiksasi, komposisi dan akronimisasi. Ada juga reduplikasi yang menyangkut masalah fonologi, masalah sintaksis dan masalah simantik. Berikut ulasan menurut Abdul Chaer (2008, 179).
1.      Reduplikasi Fonologis
Abdul Chaer (2008:179) menjelaskan Reduplikasi fonologis berlangsung terhadap dasar yang bukan akar atau terhadap bentuk yang statusnya lebih tinggi dari akar. Status bentuk yang diulang tidak jelas dan enghasilkan makna leksikal. Yang termasuk reduplikasi fonologi ini adalah sebagai berikut :
                      1            Kuku, dada dan pipi ‘bukan’ berasal dari ku, da dan ci tetapi sebuah kata yang bunyi kedua suku katanya sama.
                      2            Foya-foya, tubi-tubi dan sema-sema ‘bentuk; dasarnya tidk berstatus sebagai akar yang mandiri.
                      3            Laba-laba, kupu-kupu dan paru-paru hasil reduplikasinya tidak melahirkan makna gramatikal.
                      4            Mondar-mandir, luntang-luntung dan lunggang-langgang makna gramatikalnya hanyalah makna leksikal, bukan gramatikal.

2.      Reduplikasi Sintaksis
Dalam bukunya Abdul Chaer (2008:179) menyebutkan bahwa reduplikasi sintaksis adalah proses pengulangan terhadap sebuah dasar yang iasanya berupa akar, tetapi menghasilkan satuan bahasa yang statusnya lebih tinggi daripada sebuah kata. Kridalaksana (1989) menyebutkan menghasilkan sebuah ‘ulangan kata’ Contohnya suaminya benar-benar jantan.

3.      Reduplikasi Semantis
Abdul Chaer (2008:180) menjelaskan Reduplikasi semantis adalah pengulangan “makna” yang sama dari dua buah kata yang bersinonim, misalnya ilmu pengetahuan, alim uatam dan cerdik cendekia.

4.      Reduplikasi Morfologis
Dalam bukunya Abdul Chaer (2008:181) menyebutkan bahwa reduplikasi morfologis dapat terjadi pada bentuk dasar yang berupa akar, berupa bentuk berafiks dan berupa bentuk komposisi. Prosesnya dapat berupa pengulangan utuh, pengulangan berubah bunyi dan pengulangan sebagian. Berikut macam-macam Reduplikasi morfologis menurut Abdul Chaer (2008 : 181) yaitu sebagai berikut :

                      1            Pengulangan akar
Abdul Chaer (2008:181) menjelaskan Bentuk dasar yang berupa akar memiliki tiga macam proses pengulangan antara lain :
(1)   Pengulangan utuh, artinya bentuk dasar itu diulang tanpa melakukan perubahan bentuk fisik dari akar itu, contohnya meja-meja (bentuk dasar meja), kuning-kuning (bentuk dasar kuning).
(2)   Pengulangan sebagian artinya yang diulang dari bentuk dasar itu hanya salah satu suku katanya saja (dalam hal ini suku awal kata) disertai dengan “pelemahan” bunyi.
(3)   Pengulangan dengan perubahan bunyi, artinya bentuk dasar itu diulang tetapi disertai dengan perubahan bunyi. Yang berubah bisa bunyi vokalnya dan bisa pula bunyi konsonannya, yang berubah unsur pertamanya (bolak-balik, larak-lirik), yang berubah unsur keduanya (ramah-tamah, lauk-pauk).
(4)   Pengulangan dengan infiks, maksudnya sebuah akar diualang tetapi diberi infiks pada unsur ualnganya, contohnya turun-temurun.

                      2            Pengulangan Dasar Berafiks.
Dalam bukunya Abdul Chaer (2008:182) menyebutkan bahwa ada tiga macam proses afiksasi dan reduplikasi. Pertama, sebuah akar diberi afiks dulu, baru kemudian diulang atau diresuplikasi. Kedua sebuah akar direduplikasi dulu, baru kemudian diberi afiks. Ketiga sebuah akar diberi afiks dan diulang secara bersama-sama. Dalam Abdul Chaer (2008 : 183) proses itu dengan afiksnya akan dijelaskan sebagai berikut :
1.      Akar berprefiks ber-. Ada dua jenis antara lain :
(a)    Pada akar mula-mula diimbuhkan prefiks ber-, lalu dilakukan pengulangan sebgaian dan yang diulang hanya akarnya saja, contoh berlari (dari ber + lari).
(b)   Pengulangan dilakukan serentak dengan pengimbuhan prfiks ber-, contoh berhari-hari.
2.      Akar berkonfiks ber-an
Abdul Chaer (2008:184) menjelaskan seperti pada kata berlarian dan berkeliaran direduplikasikan sebagian, yaitu hanya akarnya saja, contohnya berlari-larian (dari berlarian).
3.      Akar berprefiks me-
Dalam bukunya Abdul Chaer (2008:184) menyebutkan bahwa seperti pada kata menebak dan menari direduplikasikan hanya akrnya saja, tetapu ada dua macam cara.
-          Bersifat prosesif artinya, pengulangan ke arah depan atau ke arah kanan, contohnya menembak-nembak (dasar menembak).
-          Bersifat regresif artinya pengulangan ke arah belakang atau ke arah kiri contohnya tembak-menembak (dasar menembak).

4.          Akar berklofiks me-kan
Abdul Chaer (2008:185) menjelaskan seperti pada kata membedakan, membesarkan dan melebihkan direduplikasikan hanya akarnya saja, contoh melebih-lebihkan (dari melebihkan), menyama-nyamakan (dari menyamakan).

5.      Akar berklofiks me-i
Dalam bukunya Abdul Chaer (2008:185) menyebutkan bahwa seperti pada kata menulisi dan mengurangi direduplikasikan hanya akarnya saja, contoh melempar-lempari (dari melempari), merintang-rintangi (dari merintangi).

6.      Akar berprefiks pe-
Abdul Chaer (2008:185) menjelaskan seperti pada kata pemuda, pembina, dan pembaca direduplikasikan secara utuh, contohnya pemuda-pemuda, pembina-pembina.

7.      Akar benkonfiks pe-an
Dalam bukunya Abdul Chaer (2008:186) menyebutkan bahwa seperti pada kata pembangunandan penjelasa direduplikasikan secara utuh, contohnya pembinaan-pembinaan, pelatihan-pelatihan.

8.      Akar berkonfiks per-an
Abdul Chaer (2008:168) menjelaskan Seperti pada kata peraturan, perindustrian dan perdebatan bila direduplikasikan haruslah secara utuh, contoh peratura-peraturan, pertokoan-pertokoan.

9.      Akar bersufiks –an
Dalam bukunya Abdul Chaer (2008:187) menyebutkan bahwa ada dua cara pereduplikasikannya, pertama dengan mengulas secara utuh bentuk bersufiks –an, contohnya bangunan-bangunan. Dan kedua mengulang akarnya saja yang sekalihus disertai dengan pengulangannya, contohnya obat-obatan, biji-bijian.
10.  Akar berprefiks se-
Abdul Chaer (2008:188) menjelaskan Ada dua macam cara reduplikasinya, pertama diulang secara utuh, contohnya sedikit-sedikit, seorang-seorang. Kedua hanya mengulang entuk dasarnya saja, contohnya sekali-sekali, sebaik-baik.

11.  Akar berprefiks ter-
Dalam bukunya Abdul Chaer (2008:188) menyebutkan bahwa seperti pada kata terbawa, tersenyum da tertawa direduplikasinya hanya akarnya saja, contoh tertawa-tertawa, tersedu-sedu.

12.  Akar berkonfiks se-nya
Abdul Chaer (2008:188) menjelaskan Seperti pada kata secepatnya, sebaiknya dan sedaptanya direduplikasinya hanya akarnya saja, contohnya secepat-cepatnya, sebaik-baiknya.

13.  Akar berkonfiks ke-an
Dalam bukunya Abdul Chaer (2008:189) menyebutkan bahwa seperti pada keraguan, kemuarahan dan kebiruan direduplikasikan hanya akarnya saja, sedangkan konfiks ke-an melingkupi bentuk perulangan itu, contoh keragu-raguan, kemerah-merahan.

14.  Akar berinfiks (-em, el-, -er, -m-)
Abdul Chaer (2008:189) menjelaskan Direduplikasikan sekaligus dalam pengimbuhan infiks dan proses reduplikasi. Proses ini tampaknya tidak produkstif, contohnya tali-temali, sinar-seminar.

                      3            Reduplikasi Kompositum
Dalam bukunya Abdul Chaer (2008:189) menyebutkan bahwa kompositum, gabungan kata, kata majemuk atau entak apa lagi namanya secara umum dapat dibedakan atas yang kedua unsurnya sederajat, seperti tua, muda dan yang kedua unsurnya tidak sederajat seperti tumah sakit, surat kabar.

5.      Reduplikasi Dasar Nomina
Abdul Chaer (2008:191) menjelaskan Secara morfologis nomina dapat berbentuk akar, bentuk, berprefiks pe-, bentuk berprefiks ke-, bentuk berkonfiks pe-an, bentuk berkonfiks per-an, bentuk berkonfiks ke-an, bentuk bersufiks –an dan berupa gabungan kata.  Bentuk dasar reduplikasi yang melahirkan makna gramatikan tersebut dibicarakan seperti ini :
(1)   Dasar nomina baik berupa akar, bentuk berprefiks pe- dan ke-, berkonfiks pe-an, per-an dan ke-an, bersufiks –an, dan berupa gabungan kata, apabila direduplikasikan akan bermakna gramatikal ‘banyak’ dengan makna (+terhitung), contoh pemda akan menggusur rumah-rumah tanpa IMB itu.
(2)   Dasar nomina, khususnya dalam bentuk akar, bila di reduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘banyak dan berkomponen (+berjenis), contoh dulu di daerah pasar minggu banyak buah-buahan.
(3)   Dasar nomina, khususnya bentuk dasar bila direduplikasikan bermakna ‘banyak dengan satuan ukuran tertentu’ bermakna (+ukuran) atau (+takaran).
(4)   Dasar nomina, khususnya dalam bentuki akar, bila direduplikasikan bermakna ‘menyerupai’ atau ‘seperti’ apabioa bermakna (+bentuk tertentu) dan (sifat tertentu), contoh adik menangis minta dibelikan mobil-mobilan.
(5)   Dasar nomina, khususnya bentuk akar bila direduplikasikan akan bermakna ‘saat’ dan ‘waktuy’ apabila memiliki komponen makna (+saat), contoh malam-malam begini kamu mengapa datang ke sini?.

   6            Reduplikasi Dasar Verba
Dalam bukunya Abdul Chaer (2008:194) menyebutkan bahwa bentuk dasar dan makna reduplikasi yang terjadi pada verba ini dijelaskan sebagai berikut :
(1)   Apabila direduplikasi akan memiliki makna gramatikal ‘kejadian (tindakan) berulang kali, apabila memiliki komponen makna (+tindakan) dan (-durasi) contoh dari tadi beliau marah-marah terus.
(2)   Apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘kejadian berintensitas’, apabila memiliki makna (+tindakan) dan (+durasi), contoh kami berjalan-jalan mengelilingi kebun raya Bogor.
(3)   Apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘bebalasan’ apabila bermakna (+tindakan) dan (-durasi), contoh terjadi tembak menembak antara gerilyawan Palestina dan tentara Israel.
(4)   Apabila direduplikasikan memiliki makna gramatikal ‘dilakukan tanpa tujuan (dasar), apabila memiliki komponenj makna (+tindakan) dan (+durasi), contohnyaaa sehabis ujian kami makan-makan di restauran itu.
(5)   Apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘hal me...’, memiliki komponen makna (+tindakan) dan (+durasi), contohnya menerima pekerjaan ketik mengetik.
(6)   Apabila direduplikasikan akan memiliki makna gramatikal ‘begitu (dasar), apabila memiliki makna (+tindakan) dan (+saat), contohnya saya tidak sadar, tahu-rahu dia sudah berada di depanku.

   7            Reduplikasi Dasar Ajektifa
Abdul Chaer (2008:196) menjelaskan Ajektifa sebagai bentuk dasar dalam proses reduplikasi dapat berupa akar seperti merah dan tinggi, namun yang perlu dicacat bahwa makna gramatikal reduplikasi sangat tergantung pada konteks kalimatnya. Jadi, ada kemungkinan bentuk reduplikasi yang sama akan memiliki makna gramatikal yang berbeda kalau konteksnya berbeda. Bentuk dasar Ajektiva yang melahirkan makna gramatikan tersebut dibicarakan seperti ini :
(1)   Dasar ajektifa bila direduplikasikan akan menghasilkan makna gramatikal ‘banyak yang dasar’ jika bentuk dasar berkomponen makna (+keadaan) dan (+ukuran) contohnya ikannya masih kecil-kecil, jangan ditangkap dulu.
(2)   Dasar ajektifa bila direduplikasikan akan menghasilkan makna gramatikal ‘se (dasar) mungkin’ jika bentuk dasar berkomponen makna (+keadaan) dan (+ukuran) contoh bukalah jendela itu lebar-lebar.
(3)   Dasar ajektifa bila direduplikasikan akan menghasilkan makna gramatikal ‘hanya yang (dasar)’jika bentuk dasar berkomponen makna (+keadaan) dan (+ukuran), contohnya ambil yang baik-baik, tinggalkan yang buruk-buruk.
(4)   Dasar ajektifa bila direduplikasikan akan menghasilkan makna gramatikal ‘sedikit bersifat (dasar)’ jika bentuk dasar berkompenen makna (+keadaan) dan (+warna), contohnya dari jauh air laut tampak kebiru-biruan.
(5)   Dasar ajektifa bila direduplikasikan akan menghasilkan makna gramatikal ‘meskipun (dasar)’ jika bentuk dasar berkomponen makna (+keadaan) dan (+sikap), contohnya jauh-jauh saya datang, tetapi orangnya tidak ada.
(6)   Dasar ajektifa bial direduplikasikan akan menghasilkan makna gramatikal ‘sama (dasar) dengan ‘jika bentuk dasar berkomponen makna (+keadaan) dan (+ukuran), contohnya truk sebesar-besar gajah merusak lingkungan di daerah kami.
(7)   Dasar ajektifa bila direduplikasikan akan menghasilkan makna gramatikal ‘intensitas’ jika bentuk dasar berkomponen makna (+keadaan) dan (+ukuran), contohnya kamu jangan membesar-besarkan masalah yang sepele ini.


   8            Reduplikasi Dasar Kelas Tertutup
Dalam bukunya Abdul Chaer (2008:199) menyebutkan bahwa kata-kata yang termasuk kelas tertutup ada yang mengalami proses reduplikasi, namun makna-makna dari proses tersebut sukar dikaidahkan. Oleh karena jumlahnya terbatas maka akan dijelaskan sebagai berikut :

(1)   Reduplikasi Dasar Adverbia Negasi
Kosakata adverbia negasi adalah bukan, tidak, tak dan tiada. Sedangkan yang terlibat dalam proses reduplikasi hanyalah bukan dan tidak bentuk tak dan tiada tidak terlibat dalam proses itu. Conthnya ii sini kamu jangan bicara yang bukan-bukan.

(2)   Reduplikasi Dasar Adverbia Larangan
Kosakata adverbia larangan adalah jangan dan tidak boleh. Yang berkenaan dengan reduplikasi hanyalah akar janga, cotohnya hari ini dia tidak masuk sekolah, jangan-jangan dia sakit.

(3)   Reduplikasi Dasar Adverbia Kala
Kosakata adverbia kala adalah kata-kata sudah dan telah untuk menyatakan kala lampu, sedang, tengah dan lagi untuk menyatakan kala kini, akan dan mau untuk menyatakan kala yang akang datang, contohnya kalau mengingat yang sudah-sudah kami memang kasihan padanya.

(4)   Reduplikasi Dasar Adverbia Keharusan
Kosakata adverbia keharusan adalah barangkali, kali dan mungkin yang menyatakan kemungkinan mesti, harus dan wajib yang menyatakan keharusan, contohnya mari kita singgah ke rumah beliau, kali-kali saja beliau ada di rumah.

(5)   Reduplikasi Dasar Adverbia Jumlah
Kosakata adverbia jumlah adalah banyak, sedikit, lebih kurang dan cukup. Semuanya terlibat dalam proses reduplikasi contohnya setelah diberi gula harus diberi air banyak-banyak.

(6)   Reduplikasi Dasar Adverbia Taraf
Reduplikasi adverbia taraf adalah agak, sangat, amat, sekali, sedang kurang dan paling, yang paling menonjol ialah agak dan paling contohnya harus dihitung yang benar, janganmengagak-agak saja.

(7)   Reduplikasi Dasar Adverbia Frekiuensi
Kosakata adverbia frekuensi adalah sekali, jarang, sering dan lagi, contohnya sekali-sekali dia datang juga ke sini.

(8)   Reduplikasi Dasar Numeralia
Kosakata numeralia yang terlibat dalam proses reduplikasi adalah nama-nama bilangan bulat satu, dua, tiga,empat...., contohnya anak-anak itu dibariskan dua-dua.

(9)   Reduplikasi Dasar Konjungsi Koordinatif
Kosakata konjungsi koordinatif adalah dan yang menyatakan ‘gabungan, serta yang menyatakan ‘kesertaan’, tetapi namun dan melainkan yang menyatakan ‘kebalikan’ bahkan dan malah yang menyatakan ‘penguatan’ kemudian, setelah, sesudah dan yang lain menyatakan ‘hubungan waktu’, contoh kita tidak perlu mengingat lagi kejadian yang lalu-lalu.

(10)Reduplikasi Dasar Konjungsi Subordinatif
               Kosakata konjungsi subordinatif adalah karena, sebab, asal dan lantaran yang menghubungkan menyatakan ‘sebab’, kalau, jika, jikalau, andai, andaikata dan seandainya yang menghubungkan menyatakan ‘persyaratan’ contoh mari kita ke kebun, kalau-kalau ada durian jatuh Abdul Chaer (2008:207).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar