Selasa, 17 Januari 2017

KOMPOSISI






KOMPOSISI


1.       Pengertian Komposisi
Dalam bukunya Abdul Chaer (2008:209) komposisi adalah hasil dan proses penggabungan dasar (biasanya berupa akar maupun bentuk berimbuhan) untuk mewadahi suatu “konsep” yang belum tertampung dalam sebuah kata. Padahal seperti yang kita ketahui semua konsep dalam kehidupan kita banyak sekali, sedangkan jumlah kosakata terbatas. Oleh karena itu, proses komposisi ini dalam bahasa indonesia merupakan suatu mekanisme yang cukup penting dalam pembentukan dan pengayaan kosakata. Misalnya disebutkan dalam Abdul Chaer (2008:209) bahwa kata bukit untuk mengacu pada konsep “gunung kecil”, tetapi dalam kehidupan nyata kita punya juga “bukit kecil”, maka konsep “bukit kecil” itu kita wadahi dengan gabungan anak bukit.
Sedangkan menurut Prof. Dr. E. Zaenal Arifin dan Dra. Junaiyah H.M., M.Hum (2009:15) menjelaskan bahwa komposisi atau pemajemukan atau penggabungan adalah suatu proses morfologis yang mengubah gabungan leksem menjadi satu kata, yakni kata majemuk. Misalnya leksem sapu dan leksem tangan dapat dibentuk menjadi sebuah kata majemuk dengan menggunakan proses morfologis komposisi menjadi saputangan. Pemajemukan menurut Prof. Dr. E. Zaenal Arifin dan Dra. Junaiyah H.M., M.Hum (2009:15) dapat berupa (1) pemajemukan bentuk bebas dengan bentuk bebas, (2) pemajemukan bentuk bebas dengan bentuk terikat, ataupun (3) pemajemukan bentuk terikat dengan bentuk terikat.
Contoh pemanjemukan bentuk bebas dengan bentuk bebas  dalam Prof. Dr. E. Zaenal Arifin dan Dra. Junaiyah H.M., M.Hum (2009:15) adalah kerja sama, terima kasih, buku kas, bebas tugas, riwayat hidup, masuk bursa, garis servis tengah, unit gawat darurat, dan gaya angkat bebas balon. Sedangkan contoh pemajemukan bentuk bebas dengan bentuk terikat adalah biodata, dwibahasa, dwiktub, dwinama, dwitunggal, nonbaku, nonpartai, narapidana, narasumber, nirbentuk, niraksair nirgigi, nirbentuk, pasca lahir, pascatsunami, pascaledakan, pascaperang dan durtindak.
Penyataan di atas selaras dengan Wendi Widya Ratna Dewi (2009:39) bahwa komposisi disebut juga pemajemukan. Pemajemukan meupakan suatu proses pembentukan kata dengan menggabungkan dua kata atau lebih. Hasil dari proses pemajemukan adalah kata majemuk. Kata majemuk adalah kata yang terdiri atas dua kata atau lebih yang mempunyai arti berbeda dengan kata-kata pembentuknya. Menurutnya kata majemuk terdiri atas dua unsur. Unsur pembentuk kata majemuk dapat berupa :
1.      Kata dan kata, misalnya rumah sakit, kamar kecil, meja makan, kereta api dan orang tua.
2.      Kata dan pokok kata atau pokok kata dengan kata, misalnya ruang lingkup, kolam renang, kamar tunggu, ulang tahun dan sepak pojok.
3.      Pokok kata dan pokok kata, misalnya cetak ulang, misalnya cetak ulang, serah terima, lomba juang, baca tulis dan tanam paksa.

Ciri kata majemuk menurut Wendi Widya Ratna Dewi (2009:39) antara lain :
1)      Salah satu atau semua unsurnya berupa pokok kata. Pokok kata ialah satuan gramatik yang tidak dapat berdiri sendiri dalam tuturan biasa dan secara gramatik tidak memiliki sifat bebas, yang dapat dijadikan bentuk dasar bagi suatu kata., contohnya tempur, tahan, renang, jual, beli dan masih banyak lagi.
2)      Hubungan antar unsur-unsur pembentuknya sangat erat sehingga unsur-unsurnya tidak dapat dipisahkan dengan keterangan. Jika diberi keterangan, keterangan itu harus dikenakan pada keseluruhan konstruksinya, bukan unsur masing-masing. Jadi kalimat rumah besar sekali tidak berterima, sedangkan kalimat rumah sakit besar. Hal tersebut berbeda halnya dengan frasa rumah rusak yang dapat diberi keterangan pada unsurnya masing-masing, contohnya rumah ayah rusak.
3)      Unsur pembentuk kata majemuk tidak dapat diperlukan (dibalik susunannya), misalnya antara lain :
rumah makan                 ->         makan rumah
ruang baca                      ->         baca ruang
panjang tangan               ->         tangan panjang
4)      Jika mengalami proses pembentukan kata, kata majemuk itu menjadi bentuk dasar secara utuh, misalnya antara lain :
kereta api                       ->         perkeretaapian
tanggung jawab             ->         pertanggungjawaban

2.      Komposisi dalam Peristilahan

Dalam bab mengenai komposisi, Kridalaksana  (1989) menyamakan istilah komposisi sama dengan perpaduan atau pemajemukan, yaitu proses penggabungan dua leksem atau lebih yang membentuk kata. Hasil proses itu disebut paduan leksem atau kompositum, yang menjadi calon kata majemuk. Kridalaksana (1989) juga menjelaskan kalau kata majemuk yang berasal dari paduan leksem atau kompositum adalah hasil proses morfologi, maka yang disebut frase adalah hasil proses sintaksis. Frase dibentuk dari paduan kata dengan kata, bukan leksem dengan leksem. Jadi, dengan kata lain kalau komposisi adalah masalah morfologi, maka frase adalah hasil sintaksis. Oleh karena itu, ada kemungkinan adanya sebuah data kebahasaan bila dilihat dari segi morfologi sebagai sebuah komposisi, tetapi kalau dilihat dari segi sintaksis sebagai sebuah frase.
Sekarang kita lihat konsep komposisi ini dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Alwi, 1998). Buku ini yang membuat deskripsi bahasa berdasarkan kategori, tidak membicarakan komposisi dalam satu bab khusus, melainkan dimaksukkan dalam pembicaraan mengenai verba, ajektifa dan nomina. Jadi ada verba majemuk, ajektifa majemuk dan nomina majemuk. Uraian yang diberikan cukup membingungkan, sebab, misalnya dalam pembicaraan verba majemuk, bentuk-bentuk idiom tidak termasuk verba majemuk, tetapi dalam pembicaraan ajektifa, bentuk-bentuk idiom dimasukkan juga sebagai ajektifa majemuk. Jadi, kriteria yang digunakan untuk menyebut verba majemuk dan nomina majemuk di satu pihak, tidak sama dengan kriteriauntuk menyebut ajektifa majemuk di pihak lain. (Abdul Chaer, 2008:212)

3.      Aspek Semantik Komposisi

Tujuan utama membentuk komposisi menurut Abdul Chaer (2008:202) adalah untuk menampung atau mewadahi konsep-konsep yang ada dalam kehidupan kita tetapi belu ada wadahnya dalam bentuk sebuah kata. Dilihat dari usaha untuk menampung konsep-konsep ini dapat dibedakan menjadi lima macam komposisi menurut Abdul Chaer (2008:212) antara lain :

1)      Komposisi yang menampung konsep-konsep yang digabungkan sederajat,sehingga membentuk komposisi yang koordinatif, misalnya penggabungan dasar makan dan dasar minum menjadi komposisi makan minum, penggabungan dasar kaya dan dasar miskin menjadi komposisi kaya miskin, dan penggabungan dasar ayam dan dasar itik menjadi komposisi ayam itik. Makna gramatikal hasil penggabungan koordinatif bisa ‘dan’ bisa juga ‘atau’ tergantung pada konteks kalimatnya, bisa juga bermakna idiomatik, contohnya lain :
-          Baca tulis                                           ‘baca dan tulis’
-          Pulang pergi                                       ‘pulang dan pergi’
-          Makan pakai                                       ‘makan dan pakai’
-          Cantik molek                                      ‘cantik dan molek’
-          Tua muda                                           ‘tua dan muda’
-          Jauh dekat                                          ‘jauh dan dekat’
-          Tikar bantal                                        ‘tikar dan bantal’
2)      Komposisi yang menampung konsep-konsep yang digabung tidak sederajat, sehingga melahirkan komposisi yang subordinatif. Di dalam komposisi ini unsur pertama merupakan unsur utama dan unsur kedua merupakan unsur penjelas, misalnya dasar sate sebagai unsur utama digabung dengan dasar ayam sebagai unsur penjelas menjadi komposisi sate ayam yang bermakna gramatikal ‘sate yang berbahan dasar ayam’. Makna gramatikalkomposisi subordinatif ini memang tergantung pada komponen makna yang dimiliki unsur keduanya. Seperti contoh di atas pada sate ayam, dasar ayam memiliki komponen makna (+bahan), bisa (+tempat), (campuran) maupun (+pembuat).
3)      Komposisi yang menghasilkan istilah, yakni yang maknanya sudah pasti, sudah tertentu, meskipun bebas dari konteks kalimatnya, karena sebagai istilah hanya digunakan dalam bidang ilmu atau kegiatan tertentu. Makna istilahdalam komposisi ini tidak ditentukan oleh hubungan kedua unsurnya, melainkan ditentukan oleh keseluruhannya, beberapa contoh istilah menurut Abdul Chaer (2008:213) dalam bentuk komposisi antara lain :
a)      Istilah Olahraga :
-          tolak peluru
-          angkat besi
-          terjun payung
-          terbang layang
-          balap sepeda
b)      Istilah Linguistik :
-          fonem vokal
-          morfem bebas
-          frase endosentik
-          klausa verbal
-          kalimat inti
c)      Istilah Politik :
-          suaka politik
-          hak angket
-          hak pilih
-          hak prerogatif
-          sidang paripurna
d)     Istilah Pendidikan
-          buku ajar
-          tahun ajaran
-          guru bantu
-          model pembelajaran
-          tenaga kependidikan
e)      Istilah Agama (Islam)
-          hadis sahih
-          ayat kursi
-          wali hakim
-          zakat fitrah
-          ibadah haji
4)      Komposisi pembentukan idiom, yakni penggabungan dasar dengan dasar yang menghasilkan makna idiomatik, yaitu makna yang tidak dapat diprediksi secara leksikal maupun gramatikal, contohnya penggabungan meja dengan dasar hijau yang menghasilkan komposisi meja hijau dengan makna ‘pengadilan’. Berikut contoh komposisi idiomatik lainnya :
-          memerass keringat ‘bekerja keras’
-          membanting tulang ‘bekerja keras’
-          menjual gigi ‘tertawa keras-keras’
-          beratap seng ‘sudah tua’
-          bau kencur ‘(masih) kanak-kanak’
Sebetulnya ada dua macam bentuk komposisi idiomatik, yaitu pertama yang berupa idiom penuh di mana semua unsurnya merupakan satu kesatuan, seperti contoh di atas. Yang kedua adalah idiom sebagian yaitu idiom yang salah satu unsurnya bermakna leksikal, misalnya
-          daftar hitam, daftar yang berisi nama-nama orang yang diduga berbuat salah’
-          baju kebesaran,’baju berkenaan dengan kepangkatan’
-          gaji buta,’gaji yang diterima meskipun sudah tidak bekerja’
5)      Komposisi yang menghasilkan nama, yakni yang mengacu pada sebuah maujud dalam dunia nyata, misalnya griya matraman, stasiun gambir dan selat sunda.

4.      Pengembangan Komposisi

Sebenaranya dalam Abdul Chaer (2008:205) mejelaskan bahwa maksud utama pembentukan komposisi adalah untuk mewadahi komsep-konsep yang ada dalam kehidupan nyata tetapi belum ada kosakatanya dalam bentuk tunggal. Dalam bukunya Abdul Chaer (2008:215) bahwa komposisi sebenarnya dapat dikembangkan menjadi beberapa bentuk antara lain :

1)      Komposisi Nomina
Abdul Chaer (2008:216) menyebutkan yang dimaksud dengan komposisi nominal adalah komposisi yang pada satuan klausa berkategori nomina. Misalnya komposisi kakek nenek dan baju baru.
Komposisi nominal dapat dibentuk dari dasar :
a)      Nomina + nomina, seperti kakek nenek, meja kayu dan sate kambing.
b)      Nomina + verba, seperti meja makan, buku ajar dan ruang tunggu.
c)      Nomina + ajektifa, seperti guru muda, mobil kecil dan meja hijau.
d)     Adverbia + nomina, seperti bukan uang, banyak uang, banyak buaya, beberapa murid.
Kemudian dalam Adul Chaer (2008:217) disebutkan bahwa dalam semantik, dibedakan menjadi beberapa macam komposisi nomina, yaitu :

a)      Komposisi Nominal Bermakna Gramatikal
Makna gramatikal dalam Abdul Chaer (2008:146) menyebutkan bahwa makna yang muncul dalam proses penggabungan dasar dengan dasar dalam pembentukan sebuah komposisi. Makna gramatikal yang muncul dalam proses pembentukan komposisi nominal, antara lain adalah makna yang menyatakan seperti pada kolom berikut ini :

No
Makna Gramatikal
Pengertian
Memiliki komponen makna
Contoh
1.
Gabungan biasa
Di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata dan
( + pasangan antonim relasional)
Ayah ibu, guru murid, suami istri
( + anggota dari satu medan makna)
Topan badai, sawah ladang, kampung halaman
2.
bagian
Di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata dari
Unsur pertama (+bagian dari kedua unsur), unsur kedua (+keseluruhan mencakup unsur pertama)
Awal tahun, tengah semester, akhir bulan, suku bangsa, pangkal paha
3.
Kepunyaan atau pemiliki
Di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata milik
Unsur pertama (+benda termilik), unsur kedua (+insan), (+yang diinsankan) atau (+pemilik)
Sepatu adik, rumah nenek, tanah negara, mobil direktur
4.
Asal bahan
Di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata dari
Unsur pertama (+bahan pembuat unsur pertama)
Cincin emas, sate ayam, kursi rotan, jaket kulit, lemari besi
5.
Asal tempat
Di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata berasal dari
Unsur kedua (+tempat berasalnya unsur pertama)
Sate padang, jeruk bali, soto madura, dodol garut, jambu bangkok.
6.
Bercampur atau dicampur dengan
Di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata berasal dari
Unsur kedua (pencampur pada unsur pertama)
Teh susu, roti keju, lontong sayur, sate lontong, semen pasir, gula mentega
7.
Hasil buatan
Di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata buatan
Unsur kedua (+pembuat unsur pertama)
Puisi Chairil, mobil Jepang, Lukisan Afandi, novel Idrus, buku Gramedia
8.
Tempat melakukan sesuatu
Di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata tempat
Unsur pertama (+ruang), unsur kedua (+tindakan)
Kamar periksa, rumah makan, ruang tunggu, kamar mandi, halaman parkir
9.
Kegunaan tertentu
Di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata untuk
Unsur pertama (+kegunaan), unsur kedua (+tindakan)
Uang belanja, mobil dinas, kapal perang, kendaraan angkutan, pintu masuk, jalan tembus.
10.
bentuk
Di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata benrbentuk
Unsur pertama (+benda), unsur kedua (+bentuk) dan (+wujud)
Meja bundar, rumah mungil, karet gelang, kotak persegi, paku payung.
11.
Jenis
Di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata jenis
Unsur pertama (+benda generik), unsur kedua (+benda spesifik)
Mobil sedan, pisau lipat, ayam petelur, burung merpati, bunga anggrek
12.
keadaan
Di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata dalam keadaan
Unsur pertama (+benda), unsur kedua (+keadaan)
Mobil rusak, daerah kumuh, gubuk reyot, radio antik, bangku baru, anak malas
13.
Seperti atau menyerupai
Di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata seperti atau serupa
Unsur pertama (+benda buatan), unsur kedua (+ciri khas benda)
Gula pasir, akar rambut, kopi bubuk, garam bata, gelag akar, rem cakram
14.
Jender atau jenis kelamin
Di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata berkelamin
Unsur pertama (+makhluk), unsur kedua (gender)
Ayam jantan, sapi betina, ayam jago, anak laki-laki, atlet putra
15.
model
Di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata model
Unsur pertama (+benda buatan), unsur kedua (+ciri khas dari sesuatu)
Celana jengki, topi koboy, rambut prajurit, kebaya encim, kebaya kartini
16.
Memakai atau menggunakan
Di antara kedua unsurnya dapat disisipi kata memakai
Unsur pertama (+benda alat), unsur kedua (+bahan yang digunakan)
Kapal layar, mesin uap, rem angin, mesin diesel, sumpah pocong, kereta listrik
17
Yang di...
Di antara kedua unsurnya dapat disisipi kata yang di...
Unsur kedua (+perlakuan terhadap unsur pertama)
Anak angkat, ayam goreng, roti bakar, pisang rebus, tempe bacem, ketan panggang
18.
Ada di...
Di antara kedua unsurnya dapat disisipi kata di
Unsur pertama (+kegiatan), unsur kedua (+tempat)
Bajak laut, kapal udara, uang muka, lari gawang, angkatan darat, wisata alam
19.
Yang (biasa) melakukan
Di antara kedua unsurnya dapat disisipi kata melakukan atau yang mengerjakan
Unsur pertama  (+pelaku), unsur kedua (+tindakan) atau (+kegiatan)
Jago balap, jago makan, juru bayar, juru parkir, tukang todong, tukang tipu.
20.
Wadah atau tempat
Di antara kedua unsurnya dapat disisipi kata wadah atau tempat
Unsur pertama (+wadah), unsur kedua (benda berwadah)
Kaleng cat, botol kecap, tabung gas, mangkuk bubur, kamar mayat, cangkir kopi.
21.
Letak atau posisi
Di antara kedua unsurnya dapat disisipi kata yang berada di...
Unsur pertama (+benda), unsur kedua (+posisi)
Pintu depan, kamar tengah, pintu samping, paviliun kiri, laci atas,
22.
Mempunyai atau di lengkapi dengan
Di antara kedua unsurnya dapat disisipi kata
Unsur pertama (+benda alat), kedua (+pelengkap)
Kursi roda, truk gandengan, amplop berjendela, sepeda motor, kamar AC
23.
Jenjang, tahap atau tingkat
Di antara kedua unsurnya dapat disisipi kata tahap atau tingkat
Unsur pertama (+kegiatan), unsur kedua (+tahap) atau (+tingkatan)
Sekolah dasar, pemain pemula, pendidikan awal, bagian pengantar, sekolah tinggi
24.
Rasa atau bau
Di antara kedua unsurnya dapat disisipi kata yang rasanya atau yang baunya
Unsur pertama (+benda rasa) atau (benda bau), unsur kedua (+rasa) atau (+bau)
Kacang asin, gulai pedas, air tawar, mi sedap, gulai pedas, obat pahit.

b)      Komposisi Nominal Bermakna Idiomatik
Dalam Abdul Chaer (2008:222) menyebutkan bahwa Ada sejumlah komposisi nominal memliki makna idiomatic, berupa idiom penuh maupun berupa idiom sebagian. Yang berupa idiom penuh artinya, seluruh komposisi itu memiliki makna yang tidak dapat diprediksi secara leksikal maupun gramatikal, misalnya :
-          Orang tua, dalam arti ‘ayah ibu’
-          Kambing hitam, dalam arti ‘orang yang dipersalahkan dalam satu perkara’
-          Kumis kucing, dalam arti ‘sejenis tanaman obat’
-          Meja hijau, dalam arti ‘pengadilan’
-          Kupu-kupu malam dalam arti ‘wanita tuna susila’
-          Daun muda, dalam arti ‘wanita remaja’
-          Buaya darat, dalam arti ‘penjehat kecil’
Komposisi yang berupa idiom sebagian menurut Abdul Chaer (2008:223) adalah salah satu unsurnya masih memiliki makna leksikalnya, seperti komposisi daerah, hitam, pakaian kebesaran, koran kuning dan gaji buta. Kata daerah pada komposisi daerah hitam, kata pakaian pada komposisi pakaian kebesaran, kata koran pada komposisi koran kuning dan kata gaji pada komposisi gaji buta masih memiliki makna leksikalnya.

c)      Komposisi Nominal Metaforis
Dalam bukunya Abdul Chaer (2008:223) menyebutkan bahwa Ada sejumlah komposisi nominal yang salah satu unsurnya digunakan secara metaforis yakni dengan mengambil salah satu komponen makna yang dimiliki oleh unsur tersebut, umpamanya unsur kaki pada komposisi kaki gunung diberi makna metaforis dari komponen makna kaki, yaitu (+terletak pada bagian bawah). Sedangkan pada komposisi kaki meja diberi makna metaforis dari komponen makna kaki, yaitu (+penunjang berdirinya tubuh), berikut beberapa contoh komposisi nominal metaforis antara lain :
-          kaki mobil                                 -  daun jendela
-          catatan kaki                                -  daun pintu
-          kepala surat                                -  daun telinga
-          kepala paku                                -  mulut gua
-          kepala kantor                              -  mulut botol

d)     Komposisi Nominal Nama dan Istilah
Dalam Abdul Chaer (2008:224) menyebutkan bahwa ada sejumlah komposisi nominal yang berupa nama atau istilah sebagai nama atau istilah komposisi ini tidak bermakna gramatikal ,tidak bermakna idiomatic, juga bermakna metaforis, contohnya
Nama                                                      Istilah
Hotel Indonesia                                     buku ajar
Apotik Rini                                            lepas landas
Jalan Jagorawi                                        suku cadang
Kampung Bali                                        anak angkat
Dukuh Zamrud                                      bapak angkat
Tanah Abang                                          rumah singgah

e)      Komposisi Nominal dengan Adverbia
Dalam bukunya Abdul Chaer (2008:224) menyebutkan bahwa ada sejumlah komposisi nominal yang bentuk dari kelas adverbia dan kelas nominal. Makna komposisi jenis ini di tentukan oleh makna “leksikal” dari kata adverbial itu, Adverbia yang mendampingi nomina adalah adverbia yang menyatakan negasi, yaitu bukan, tiada dan tanpa, dan advervia yang menyatakan jumlah, yaitu beberapa sejumlah, contoh :
-          bukan anjing                               -  sedikit air
-          tiada air                                      -  sejumlah orang
-          tanpa uang                                  -  jarang penduduk
-          banyak hujan                              -  kurang semen
-          beberapa siswa
Kedalam kelompok ini bisa juga dimasukkan komposisi dengan unsur preposisi, seperti :
-          di pasar
-          dari kampus
-          ke hutan
-          pada bulan
-          suatu saat

2)      Komposisi Verbal
Dalam Abdul Chaer (2008:225) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan komposisi verbal adalah komposisi yang pada satuan klausa berkategori verbal, misalnya komposisi menyanyi dan datang menghadap pada kedua kalimat berikut :
-          Mereka menyanyi menari sepanjang malam.
-          Dia datang menghadap kepala sekolah
Dalam Abdul Chaer (2008:225) komposisi verbal ini dibentuk dari dasar :
a.       verba + verba, seperti menyanyi menari , datang mengahdap, duduk termenung, dan lari bersembunyi.
b.      verba + nomina, seperti gigit jari, membanting tulang, makari tangan, dan lompat galah.
c.       verba + ajektifa, seperti lompat tinggi, lari cepat, berkata keras, dan makan besar.
d.      adverbia + verba, seperti sudah makan, tidak datang, belum jumpa dan masih tidur.

Kemudian dalam Adul Chaer (2008:226) disebutkan bahwa dalam semantik, dibedakan menjadi beberaa macam komposisi verbal, yaitu :

a)      Komposisi Verbal Bermakna Gramatikal
Dalam bukunya, Abdul Chaer (2008:226) menyebutkan bahwa proses pembentukan komposisi verbal muncul beberapa makna gramatikal, antara lain seperti pada tabel berikut :

No
Makna Gramatikal
Pengertian
Memiliki komponen makna
Contoh
1
Gabungan biasa
Di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata dan
Kedua unsurnya memiliki makna yang sama
Bimbang ragu, bujuk rayu, caci maki, gelak tawa, hilang lenyap
Kedua unsurnya merupakan anggita dari  satu medan makna
Belajar mengajar, makan minum, menyanyi menari, baca tulis, tanya jawab
Kedua unsurnya merupakan pasangan berantonim
Jual beli, jatuh bangun, pulang pergi, timbul tenggelam
2.
Gabungan mempertentangkan
Di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata atau
Kedua unsurnya merupakan pasangan berantonim
Hidup mati, rebah bangun, gerak diam, bongkar pasang, maju mundur
3.
sambil
Di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata sambil
Unsur pertama (+tindakan) dan (+gerak), unsur kedua (+tindakan) dan (-gerak)
Datang membawa, datang menangis, datang menggendong, datang meringis, duduk berbicara
4.
Lalu
Di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata lalu
Unsur pertama (+tindakan) dan (+gerak), unsur kedua (+tindakan) (-gerak)
Berteriak-teriak, datang marah-marah, pulang menangis, menerkam mengigit, melompat menedang.
5.
untuk
Di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata untuk
Unsur pertama (+tindakan) dan (+gerak) , unsur kedua (+tindakan) dan (+sasaran)
Datang menagih (hutang), pergi membayar (hutang), pergi berobat, lari bersembunyi, duduk berunding
6.
dengan
Di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata dengan
Unsur pertama (+tindakan) dan (+gerak), unsur kedua (+tindakan) dan (+keadaan)
Datang merangakak, ngesot, menangis tersedu-sedu, pulang menggendong
7.
secara
Di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata secara
Unsur pertama (+tindakan), unsur kedua (+cara)
Terjun bebas, makan besar-besaran, lari cepat, tukar tambah
8.
Alat
Di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata menggunakan
Unsur pertama (+tindakan), unsur kedua (+alat) atau (+yang digunakan)
Balap mobil, balap sepeda, lempar lembing, tolak peluru, lompat galah, terjun payung
9.
waktu
Di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata waktu
Unsur pertama (+kegiatan), unsur kedua (+saat) atau (+ketika)
Ronda malam, jaga malam, apel pagi, kawin muda, makan sahur, tidur siang
10.
karena
Di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata karena
Unsur pertama (+kejadian), unsur kedua (+penyebab)
Cerai mati, mabuk udara, mabuk asmara, mandi keringat, mabuk darah
11.
terhadap
Di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata terhadap atau akan
Unsur pertama (+peristiwa), unsur kedua (+bahaya)
Kedap suara, tahan panas, tahan lapar, tahan kias, tahan peluru
12.
menjadi
Di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata menjadi
Unsur pertama (+penyebab), unsur kedua (+akibat)
Jatuh cinta, jatuh sakit, naik haji, bagi rata, masuk tentara, masuk islam
13.
sehingga
Di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata sehingga atau sampai
Unsur pertama (+tindakan), unsur kedua (+kesudahan)
Tembak mati, tembak jatuh, sebar luas, buang habis, beri tahu
14.
menuju
Di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata ke atau menuju
Unsur pertama (+gerak arah), usur kedua (+arah tujuan)
Belok kiri, hadap kanan, lirik kanan, naik darat, masuk sekolah
15.
Arah kedatangan
Di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata dari
Unsur pertama (+gerak arah), unsur kedua (+tempat kegiatan)
Pulang kantor, usai sekolah, bubar rapat, habis mandi, pulang kerja
16.
seperti
Di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata seperti atau sebagai
Unsur pertama (+keadaan), unsur kedua (+perbandingan)
Lurus tabung, mati kutum buta ayam, kawin ayam, lari-lari anjing, mati kutu,

b)      Komposisi Verbal Bermakna Idiomatikal
Di dalam Abdul Chaer (2008:229) menyebutkan bahwa ada sejumlah komposisi verbal yang bermakna idiomatikal, yaitu makna yang tidak dapat ditelusuri atau diprediksi baik secra leksikal maupun gramatikal. Misalnya makan garam dalam arti ‘pengalaman’, makan kerawat dalam arti ‘sangat miskin’, gigit jari dalam mendapatkan apa-apa’, mengukir langit dalam arti ‘mengkhayal’, pulang nama dalam arti ‘meninggal di tempat lain’, main sabun dalam arti ‘bermain curang’ dan duduk perut dalam arti ‘hamil’
Abdul Chaer (2008:229) menjelaskan hampir semua komposisi verba bermakna idiomatikal ini berstruktur verba + nomina atau berupa klausa predikat + objek atau objek + pelengkap. Namun maknanya bukan makna gramatikal atau makna sintaktikal melainkan makna idiomatikal tersebut.

c)      Komposisi Verbal dengan Adverbia

Dalam Abdul Chaer (2008:231) menyebutkan bahwa verba sebagai pengisi fungsi predikat dalam sebuah klausa seringkali didampingi oleh sebuah adverbial atau lebih, Adverbia pendamping adalah :
(a)    Adverbia negasi : tidak, tak , tanpa
(b)   Adverbia kala : sudah, sedang, tengah lagi, akan
(c)    Adverbia keselesaian : sudah, sedang, tengah, belum
(d)   Adverbia aspektual : boleh, wajib, harus, dapat, ingin, mau
(e)    Adverbia frekuensi : sering, jarang, pernah, acapkali
(f)    Adverbia kemungkinan : mungkin, pasti, barang kali, boleh jadi.

Dalam Abdul Chaer (2008:231) sebuah verba dalam statusnya sebagai pengisi fungsi predikat dalam sebuah klausa bisa didampingi oleh sebuah adverbia tertentu, tetapi bisa juga didampingi oleh dua advebia atau lebih. Berikut adalah contoh komposisi dengan kelas adverbia :
-          tidak makan
-          sudah tidak makam
-          tidak akan makan
-          sudah tidak akan makan
-          harus datang
-          tidak harus datang
-          boleh jadi tidak datang
-          sudah tidak sering datang
-          pasti belum datang
-          belum pasti datang
-          sedang tidak boleh datang

3)      Komposisi Ajektival

Di dalam bukunya, Abdul Chaer (2008:231) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan komposisi ajektival adalah komposisi yang pada satuan klausa, berkatagori ajektiva, contohnya gadis yang cantik molek itu duduk termenung.
Komposisi ajektiffal dapat dibentuk dari dasar :
(a)    Ajektifa + ajektifa, seperti tua muda, besar kecil dan putih biru
(b)   Ajektifa + nomina seperti merah darah, keras hati dan biru laut
(c)    Ajektifa + verba seperti takut pulang. Malu bertanya dan berani pulang
(d)   Adverbia + ajektifa seperti tidak berani, sangat indah dan agak nakal
Kemudian dalam Adul Chaer (2008:232) disebutkan bahwa dalam semantik, dibedakan menjadi beberapa macam komposisi ajektival, yaitu :

a)      Komposisi Ajektival Bermakna Gramatikal
Abdul Chaer (2008:232) menyebutkan bahwa Dalam proses pembentukannya muncul sejumlah makna gramatikal, beberapa makna gramatikal, antara lain seperti pada tabel berikut :

No
Makna Gramatikal
Pengertian
Memiliki komponen makna
Contoh
1.
Gabungan biasa
Di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kat dan
Komponen makna yang sama sebagai pasangan bersinonim
Cantik molek, gagah berani, tua renta, kering mersik
Komponen makna yang berkebalikan sebagai pasangan berantonim atau beroposisi
Tua muda, baik buruk, timur barat, jauh dekat, atas bawah, besar kecil
Komponen makna yang sejalan atau tidak bertentangan
Bulat panjang, gemuk pendek, tinggi kurus, putih bersih, kecil mungil, adil makmur
2.
Alternatif atau pilihan
Di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata atau
Kedua unsurnyamemiliki komponen makna bertentangan
Buruk baik, panjang pendek, kalah menang, kaya miskin, mahal murah, tua muda, halal haram
3.
seperti
Di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata seperti
Kedua unsurnya berupa dasar yang sama dan memiliki komponen makna yang sama
Merah jambu, merah darah, biru laut, kuning gading, kuning emas, merah jambu, hijau daun
4.
serba
Sama dengan reduplikasi utuh
Kedua unsurnya berupa dasar yang sama dan memiliki kompone makna sama
Mereka memakai pakaian putih-putih, putih-putih harus harus dibawanya
5.
untuk
Di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata untuk
Unsur pertama (+sikap batin) dan unsur kedua (+kejadian)
Takut mati, takut pulang, malu bertanya, malu bertemu, malu datang, berani datang
6.
kalau
Di antara kedua unsurnya dapat disisipkan kata kalau
Unsur pertama (perasaan batin), kedua (+tindakan)
Sedih mendengar, senang melihat, kecewa mengetahui, curiga melihat khawatir

b)      Komposisi Ajektival bermakna Idiomatikal
Dalam Abdul Chaer (2008:234) menyebutkan bahwa Ada sejumlah komposisi ajektival bermakna idiomatikal, yakni makna yang tidak dapat diprediksi secara leksikal maupun gramatikal, misalnya  panjang usus dalam arti’sabar’, tinggi hati dalam arti angkuh, tinggi rezeki dalama arti ‘sukar dapat rezeki’, keras hati dalam arti ‘bersungguh-sungguh’, keras kepala dalam arti ‘tidak mau menurut nasihat’, bengkok akal dalam arti ‘licik dan tidak bisa dipercaya’, dan sebagainya.

c)      Komposisi Ajektival dengan Adverbial
Abdul Chaer (2008:234) menyebutkan bahwa hanya ada dua macam adverbial yang mendampingi ajektiva untuk membentuk komposisi ajektival, yaitu:
- Adverbial negasi : tidak. 
- Adverbia derajat : agak, sama, lebih, kurang, sangat, amat, sekali.

Contoh-contoh pemakaian :
-          tidak bagus, tidak baik, tidak mudah, tidak lurus, dan tidak cantik
-          Agak tinggi, agak kurus, sama baik, sama tinggi, lebih jauh, lebih muda, kurang indah, kurang rapat, amat nakal, merah sekali, tua sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar