“AFIKSASI PEMBENTUKAN VERBA”
1)
AFIKSASI
PEMBENTUKAN VERBA
Dalam bukunya Abdul Chaer, (2008:106)
menyebutkan afiks-afiks
pembentuk verba yaitu prefiks ber-, konfiks dan klofiks ber-an, klofiks
ber-kan, sufiks -kan, sufiks -i, prefiks per-, konfiks per-kan, konfiks per-i,
prefiks me-, prefiks di-, prefiks ter-, prefiks ke- dan konfiks ke-an
Afiks-afiks
pembentukan verba adalah:
1
prefiks ber- 3. sufiks –kan
2
klofiks ber-kan 4. konfiks per-kan
1. Verba
Berprefiks ber-
Bentuk dasar dalam pembentukan verba
dengan prefiks ber- dapat
berupa :
(1) Morfem dasar
terikat, seperti terdapat pada kata
bertempur, berjuang, berkelahi.
(2) Morfem dasar
bebas, seperti pada kata berladang, beternak/
(3) Bentuk turunan
berafiks, seperti terdapat pada kata berpakaian
(bentuk dasarnya pakaian), beraturan (bentuk dasarnya aturan), berkekuatan (bentuk dasarnya kekuatan), berkebangsaan
(bentuk dasarnya kebangsaan),
(4) Bentuk turunan
reduplikasi, seperti terdapat pada kata berlari
(bentuk dasar lari-lari), berkeluh-kesah
(bentuk dasar keluh-kesah) dan berilmu-pengetahuan (bentuk dasar ilmu-pengetahuan).
(5) Bentuk turunan
hasil komposisi, seperti terdapat pada kata berjual beli (bentuk dasar jual beli), bertemu
muka (bentuk dasar temu muka),
dan bergunung api (bentuk dasar
gunung api).
Makna gramatikal verba berprefiks ber- yang dapat dicatat menurut Abdul
Chaer (2008:107) antara lain menyatakan :
(1) Verba
berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘mempunyai (dasar)’ atau ‘ada (dasar)
nya
Apabila bentuk
dasarnya mempunyai komponen makna (+benda), (+umum), (+milik) dan atau
(+bagian), contohnya antara lain :
-
berayah ‘mempunyai ayah’
-
bermesin ‘ada mesinnya’
-
berjendela ‘ada jendelanya’
-
berkewajiban ‘mempunyai kewajiabn’
-
bertanggung jawab ‘mempunyai tanggung jawab’
(2) Verba
berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘memakai’ atau ‘mengenakan’
Apabila bentuk
dasarnya mempunyai komponen makna (+pakaian) atau (+perhiasan), contohnya
antara lain :
-
berkebaya ‘memakai kebaya’
-
berjilbab ‘memakai jilbab’
-
berpita ‘memakai pita’
-
berjaket kulit ‘memakai jaket kulit’
-
berkalung ‘memakai kalung’
(3) Verba
berprefiks ber- memiliki makna gramatikal‘mengendarai’, ‘menumpang’ atau ‘naik’
Apabila bentuk
dasarnya memiliki komponen makna (+kendaraan), contohnya antara lain :
-
bersepeda ‘mengendarahi sepeda’
-
berkuda ‘naik sepeda’
-
berkereta ‘menumpang kereta’
-
berbendi ‘naik bendi’
-
berbemo ‘naik bemo’
(4) Verba
berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘berisi’ atau ‘mengandung’
Apabila bentuk dasarnya
memiliki komponen makna (+benda), (+dalaman), atau (+kandugan), contohnya
antara lain :
-
bearcun ‘mengandung racun’
-
berkuman ‘mengandung kuman’
-
berair ‘berisi air’
-
berpenyakit ‘mengandung penyakit’
-
berdarah ‘mengandung darah’
(5)
Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘mengeluarkan’
atau ‘menghasilkan’
Dalam Abdul
Chaer (2008:110) menjelaskan bahwa apabila bentuk dasarnya memiliki komponen
makna (+makna), (+hasil) atau (+keluar), contohnya :
-
berproduksi ‘menghasilkan produksi’
-
bertelur ‘mengeluarkan telur’
-
berdarah ‘mengeluarkan darah’
-
berair mata ‘mengeluarkan air mata’
-
bernanah ‘mengeluarkan nanah’
(6) Verba
berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘mengusahakan’ atau ‘mengupayakan’
Abdul Chaer
(2008:110) menjelaskan apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+bidang
usaha), contohnya antara lain :
-
berladang ‘mengusahakan ladang’
-
beternak ‘mengusahakan ternak’
-
bersawah ‘mengerjakan sawah’
-
berhuma ‘mengerjakan huma’
-
bercocok tanam ‘mengusahakan cocok tanam’
(7)
Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal
‘melakukan kegiatan’
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+benda)
dan (+kegiatan), contohnya antara lain :
-
berdebat ‘melakukan debat’
-
bersenam ‘melakukan senam’
-
bersedih ‘dalam keadaan sedih’
-
bersenang-senang ‘dalam keadaan senang’
-
bermuram durja ‘dalam keadaan muram durja’
(8) Verba
berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘menyebut atau menyapa’
Apabila bentuk
dasarnya memiliki komponen makna (+kerabat) dan (+sapaan), contohnya antara
lain :
-
berabang ‘memanggil abang’
-
berkakak ‘menyebut kakak’
-
bertuan ‘memanggil tuan’
-
beradik ‘memanggil adik’
-
berencik ‘menyebut encik’
(9) Verba
berprefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘kumpulan’ atau ‘berkelompok’
Apabila bentuk
dasarnya memiliki komponen makna (+jumlah) atau (+hitungan), contohnya antara
lain :
-
berdua ‘kumpulan dari dua (orang)’
-
berlima ‘kumpulan dari lima (orang)’
-
bertiga ‘kumpulan dari tiga (orang)’
-
bertujuh ‘kumpulan dari tujuh (orang)’
-
berempat ‘kumpulan dari empat (orang)’
(10)
Verba berprefiks ber- memiliki makn gramatikal ‘memberi’
Apabila bentuk
dasarnya memiliki komponen makna (+benda) dan (+berian), contohnya sebagai
berikut :
-
bersedekah ‘memberi sedekah’
-
berderma ‘memberi derma’
-
berkhotbah ‘memberi khotbah’
-
berceramah ‘memberi ceramah’
-
berpetuah ‘memberi petuah’
2. Verba
Berklofiks Ber-kan
Abdul Chaer
(2008:112) menjelaskan bahwa verba berklofiks ber-kan seperti pada kata
bermunculan dan berpakaian memiliki dua macam proses pembentukan. Pertama yang
berupa konfiks, artinya prefiks ber- dan sufiks –an itu diimbuhkan secara
bersamaan sekaligus pada sebuah bentuk dasar. Kedua, yang berupa klofiks
artinya prefiks ber- da sufiks –an itu tidak diimbuhkan secara bersama pada
sebuah dasar. Dalam hal ini pada sebuah bentuk dasar mula-mula diimbuhkan
sufiks –an baru kemudian diimbuhkan lagi prefiks ber-.
Ber-an msebagai
konfiks memiliki satu makna, sedangkan ber-an sebagai klofiks memiliki makna
sendiri-sendiri dalam Abdul Chaer (2008:113). Makna gramatikal verba berklofiks
ber-an menurut Abdul Chaer (2008:113) antara lain :
(1)
Verba berkonfiks ber-an memiliki makna gramatikal ‘banyak
serta tidak teratur’
Apabila dasarnya memiliki komponen
makna (+tindakan), (+sasaran) dan (+gerak), misalnya :
-
berlarian ‘banyak yang berlari dan tidak teratur’
-
bermunculan ‘banyak yang muncul dan tidak teratur’
-
berlompatan ‘banyak yang lompat dan tidak teratur’
(2) Verba
berkonfiks ber-an memiliki mekna gramatikal ‘saling’ atau berbalasan
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+tindakan), (-sasaran) dan (+gerak), contohnya antara lain :
-
bermusuhan ‘salin memusuhi’
-
bertangisan ‘saling menangis’
-
bersentuhan ‘saling bersentuhan’
(3) Verba
berkonfiks ber-an memiliki makna gramatikal ‘saling berada di’
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+benda), (+letak) dan (+temopat), contohnya antara lain :
-
bersebelahan ‘saling berada di sebelah’
-
berseberangan ‘saling berada di seberang’
-
berhadapan ‘saling berada di hadapan’
3. Verba Berklofiks
Ber-kan
Abdul Chaer
(20008:115) menjelaskan bahwa verba berklofiks ber-kan dibentuj dengan proses,
mula-mula pada bentuk dasar diimbuhkan prefiks ber-, lalu diimbuhkan pula
sufiks –kan, contohnya mula-mula pada dasar senjata diimbuhkan pula sufiks –kan
sehingga menjadi bersenjatakan.
Prefiks ber-
dan sufiks –kan pada verba ber-kan memiliki maknanya masing-masing , di mana
prefiks ber- memiliki makna gramatikal ‘akan’, contohnya antara lain :
-
bersenjatakan ‘menggunakan senjata akan (clurit)
-
berisikan ‘mempunyai isi akan (air)
-
berdasarnya ‘menggunakan dasar akan (Pancasila)
4. Verba bersufiks -kan
Abdul Chaer (2008:116) menjelaskna
bahwa dalam prosesnya, sufiks –kan, bila diimbuhkan pada dasar yang memiliki
komponen makna (+ tindakan) dan (+ sasaran) akan membentuk verba bitransitif,
yaitu verba yang berobjek dua. Bila diimbuhkan pada dasar yang lain, sufiks
–kan akan membentuk pangkal (stem) yang menjadi dasar dalam pembentukan verba
inflektif.
(a)
Verba bersufiks –kan dalam Abdul Chaer (2008:117)
digunakan dalam
(1)
kalimat imperatif. Contoh:
- lemparkan bola itu ke sini!
- tuliskan namamu di sini!
(2)
kalimat pasif yang predikatnya berpola: (aspek) + pelaku
+ verba, dan subjeknya menjadi sasaran tindakan. Contoh:
- rumah
itu baru kami dirikan.
- jembatan itu akan mereka
robohkan.
(3)
keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berpola:
yang + (aspek) + pelaku + verba. Contoh:
-
uang yang baru kami terima sudah habis lagi.
-
kami melewati daerah yang sudah mereka amankan.
Verba bersufiks –kan memiliki makna
gramatikal :
(1) Verba bersufiks
–kan memiliki makna gramatikal ‘jadikan’
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+keadaan) atau (+sifat khas), contohnya antara lain :
-
tenangkan, artinya ‘jadikan tenang’
-
putuskan, artinya ‘jadikan putus’
-
hutankan, artinya ‘jadikan hutan’
-
damaikan, artinya ‘jadikan hutan’
-
satukan, artinya ‘jadikan satu’
(2)
Verba bersufiks –kan memiliki makna gramatikal ‘jadikan
berada di’
Apabila bentuk
dasarnya memiliki komponen makna (+tempat) atau (+arah), contohnya antara lain
:
-
pinggirkan, artinya ‘jadikan berada di pinggir’
-
daratkan, artinya ‘jadikan berada di darat’
-
ketengahkan, artinya ‘jadikan berada di tengag’
-
tempatnkan, artinya ‘jadikan berada di tempat’
-
gudangkan, artinya ‘jadikan berada di gudang’
(3) Verba bersufiks
–kan memiliki makna gramatikal ‘lakukan untuk orang lain’
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+tindakan) dan (*sasaran), contohnya antara lain :
-
bukakan, artinya ‘lakukan buka untuk (orang lain)’
-
ambilkan, artinya ‘lakukan ambil untuk (orang lain)’
-
bacakan, artinya ‘lakuan baca untuk (orang lain)’
-
belikan, artinya ‘lakukan beli untuk (orang lain)’
-
bawakan, artinya ‘lakukan bawa untuk (orang lain)’
(4) Verba bersufik
–kan memiliki makna gramatikal ‘lakukan akan’
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+tindakan) dan (*sasaran), contohnya antara lain :
-
lemparkan, artinya ‘lakukan lempar akan’
-
hindarkan, artinya ‘lakukan hindar akan’
-
hapuskan, artinya ‘lakukan hapus akan’
-
kabulkan, arinya ‘lauka kabul akan’
-
lompatkan, artinya ‘lakukan lompat akan’
(5) Verba bersufiks
–kan memiliki makna gramatikal ‘bawa masuk ke’
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+ruang), contohnya antara lain :
-
asmarakan, artinya ‘bawa masuk ke asrama’
-
gudangkan, artinya ‘bawa masuk ke gudang’
-
rumahkan, artinya ‘bawa masuk ke rumah’
-
petikan, artinya ‘bawa masuk ke peti’
5.
Verba bersufiks
–i
Dalam Abdul
Chaer (2008:119) menjelaskan verba bersufiks –i adalah suatu verba transitif,
yang berlaku juga sebagai pangkal (stem) dalam pembentukan verba inflektif.
Abdul Chaer meyebutkan verba bersufiks –i digunakan untuk :
(1) Kalimat
imperatif, contohnya pada kalimat tolong gulai teh ini !
(2) Kalimat pasif
yang predikatnya berpola : (aspek) + pelaku + verba dan subjeknya memjadi
sasaran perbuatan, contohnya pada kalimat kemarin beliau sudah kami hubungi !
(3) Keterangan
tambahan pada subjek atau objek yang berpola yang + (aspek) + pelaku + verba,
contohnya pada kalimat desa yang akan kita kunjungi berada di balik bukit itu.
Sedangkan pada
Abdul Chaer (2008:120) menjelaskan verba bersufiks –i mempunyai makna gramatikal, antara lain :
(a)
Verba bersufiks –i memiliki makna gramatikal ‘berulang
kali’
Apabila bentuk
dasarnya memiliki komponen makna (+tindakan) dan (+sasaran), contohnya antara
lain :
-
pukuli, artinya ‘pekerjaan pukul dilakukan berulang kali’
-
sembahi artinya ‘pekerjaan sembah dilakukan berulang
kali’
-
lempari, artinya ‘pekerjaan lempar dilakukan berulang
kali’
-
tendangi, artinya ‘pekerjaan tendang dilakukan berulang
kali’
-
potongi, artinya ‘pekerjaan potong dilakukan berulang
kali’
(b)
Verba bersufiks –i memiliki makna gramatikal ‘tempat’
Apabila bentuk
dasarnya mempunyai komponen makna (+tempat), contohnya antara lain :
-
duduki, artinya ‘duduk di ...’
-
datangi, artinya ‘datang di ...’
-
lewati, artinya ‘lakukan lewat di ...’
-
lompati, artinya ‘lakukan lompat di ...’
-
jalani, artinya ‘lakukan jalan di ...’
(c)
Verba bersufiks –i memiliki makna gramatikal ‘merasa
sesuatu pada’
Apabila bentuk
dasarnya mempunyai komponen makna (+sikap batin) atau (+emosi), contohnya
antara lain :
-
kasihi, artinya ‘merasa kasih pada’
-
takuti, artinya ‘merasa taku pada’
-
hormati, artinya ‘merasa hormat pada’
-
senangi, artinya ‘merasa senang pada’
-
sukai, artinya ‘merasa suka pada’
(d)
Verba bersufiks –i memiliki makna gramatikal ‘memberi’
atau ‘membubuhi’
Apabila bentuk
dasarnya mempunyai komponen makna (+bahan berian), contohnya antara lain :
-
garami, artinya ‘beri garam pada’
-
airi, artinya ‘beri air pada’
-
nasihati, artinya ‘beri nasihat pada’
-
gulai, artinya ‘beri gula pada’
-
danai, artinya ‘beri dana pada’
(e)
Verba bersufiks –i memiliki makna gramatikal ‘jadikan’
atau ‘sebabkan’
Apabila bentuk
dasarnya mempunyai komponen makna (+keadaan) atau (+sifat), contohnya antara
lain :
-
lengkap, artinya ‘jadikan lengkap’
-
cukupi, artinya ‘jadikan cukup’
-
jauhi, artinya ‘jadikan jauh’
-
dekati, artinya ‘jadikan dekat’
-
kurangi, artinya ‘jadikan kurang’
(f)
Verba bersufiks –i memiliki makna gramatikal ‘lakukan
pada’
Apabila bentuk
dasarnya mempunyai komponen makna (+tindakan) dan (+tempat), contohnya antara
lain :
-
tulisi, artinya ‘lakukan tulis pada’
-
diami, artinya ‘lakukan diam pada’
-
semburi, artinya ‘lakukan diam pada’
-
siasati, artinya ‘lakukan siasat pada’
-
tanggapi, artinya ‘lakukan tanggap pada’
6. Verba
Berkonfiks per-
Dalam Abdul Chaer (2008:124) menjelaskan bahwa
verba berprefiks per- adalah verba yang bisa menjadi pangkal dalam pembentukan
verba inflektif, verba berkonfiks per- ini dapat digunakan dalam :
(1)
Kalimat imperatif, contohnya persingkat bicaramu !
(2)
Kalimat pasif yang berpola : (aspek) + pelaku + verba,
contohnya penjagaan akan kami perketat nanti malam
(3)
Keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berpola :
yang + aspek + pelaku + verba, misalnya saluran yang telah kami perdalam kini
telah kita dangkal lagi
Sedangkan
menurut Abdul Chaer (2008:124) verba berprefiks per- memiliki makna gramatikal,
antara lain :
(a)
Verba berprefiks per- memiliki makna gramatikal ‘jadikal
lebih’
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+keadaan) atau (+situasi), contohnya antara lain :
-
petinggi, artinya ‘jadikan lebih tinggi’
-
perlebar, artinya ‘jadikan lebih lebar’
-
perlambat, artinya ‘jadikan lebih lambat’
-
percepat, artinya ‘jadikan lebih cepat’
-
perluas, artinya ‘jadikan lebih luas’
(b)
Verba berprefiks per- memiliki makna gramatikal ‘anggap
sebagai’ atau ‘jadikan’
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+sifat khas), contohnya antara lain :
-
perbudak, artinya ‘anggap sebagai budak
-
perkuda, artinya ‘anggap sebagai kuda’
-
peristri, artinya ‘jadikan istri’
-
peranak, artinya ‘jadikan anak’
-
perteman, artinya ‘jadikan teman’
(c) Verba berprefiks
per- memiliki makna gramatikal ‘bagi’
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+jumlah) atau (+bilangan), contohnya antara lain :
-
perdua , artinya ‘bagi dua’
-
perlima, artinya ‘bagi lima’
-
perseratus, artinya ‘bagi seratus’
-
perseribu, artinya ‘bagi seribu’
-
perdelapan, artinya ‘bagi delapan’
7. Verba berkonfiks per-kan
Abdul Chaer (2008:126) menjelaskan
bahwa verba berkonfiks per-kan adalah
verba yang bisa menjadi pangkal dalam pembentukan verba inflektif (berprefiks me-, berprefiks di-, atau berprefiks ter-). Verba berkonfiks per-kan dalam Abdul Chaer (2008:126) digunakan
dalam :
(1)
Kalimat imperatif, contohnya persiapkan dulu bahan-bahannya!
(2)
Kalimat pasif yang predikatnya berpola: (aspek) + pelaku
+ verba. contohnya anak itu akan kita
pertemukan dengan orang tua angkatnya.
(3)
Keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berpola:
yang + (aspek) + pelaku + verba, contohnya tarian yang sudah mereka pertunjukkan akan diulang lagi.
Sedangkan
menurut Abdul Chaer (2008:126) verba berprefiks per-kan memiliki makna
gramatikal, antara lain :
(a)
Verba berkonfiks per-kan memiliki makna gramatikal
‘jadikan bahan per-an
Apabila bentuk
dasarnya memiliki komponen makna (+kegiatan), contohnya antara lain :
-
perdebatkan, artinya ‘jadikan bahan perdebatan’
-
pertanyakan, artinya ‘jadikan bahan pertanyaan’
-
pertentangkan, artinya ‘jadikan bahan pertentangan’
(b) Verba
berkonfiks per-kan memiliki makna gramatikal ‘lakukan supaya (dasar)’
Apabila bentuk
dasarnya memiliki komponen makna (+keadaan), contohnya antara lain :
-
persamakan, artinya ‘lakukan supaya sama’
-
pertegaskan, artinya ‘lakukan supaya tegas’
-
perbedakan, artinya ‘lakukan supaya beda’
(c) Verba
berkonfiks per-kan memiliki makna gramatikal ‘jadikan me-‘
Apabila bentuk
dasarnya memiliki komponen makna (+tindakan), contohnya antara lain :
-
perdengarkan, artinya ‘jadikan (orang lain) mendengar
-
perlihatkan, artinya ‘jadikan (orang lain) melihat’
-
pertontonkan, artinya ‘jadikan (orang lain) menonton’
(d) Verba
berkonfiks per-kan memiliki makna gramatikal ‘jadikan ber-‘
Apabila bentuk
dasarnya memiliki komponen makna (+kejadian), contohnya antara lain :
-
perhubungkan, artinya ‘jadikan berhubungan’
-
pertemukan, artinya ‘jadikan bertemu’
-
pergunakan, artinya ‘jadikan berguna’
8. Verba berkonfiks per-i
Dalam Abdul Chaer (2008:128) verba berkonfiks per-i adalah verba yang dapat
menjadi pangkal dalam pembentukan verba inflektif (berprefiks me- inflektif,
di- inflektif atau ter- inflektif), verba berkonfiks menurut Abdul Chaer
(2008:128) digunakan dalam :
(1)
Kalimat imperatif, contohnya pada kalimat perbaiki dulu
sepeda ini 1
(2)
Kalimat pasif yang predikatnya berpola: (aspek) + pelaku
+ verba, contohnya mobil baru kita perbaiki
(3)
Keterangan tambahan pada subjek atau objek yang berpola
yang + (aspek) + pelaku + verba, contohnya rumah yang baru kami perbaiki
terkena gempa.
Sedangkan
menurut Abdul Chaer (2008:129) verba berprefiks per-i memiliki makna
gramatikal, antara lain :
(a) Verba
berkonfiks per-i memiliki makna gramatikal ‘lakukan supaya jadi’
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+keadaan), contohnya antara lain :
-
perlengkapi, artinya ‘lakukan supaya jadi lengkap’
-
perbaiki, artinya ‘lakukan supaya jadi baik’
-
persepakati, artinya ‘lakukan supaya jadi sepakat’
-
perbarui, artinya ‘lakukan supaya jadi baru’
(b) Verba
berkonfiks per-i memiliki maikna gramatikal ‘lakukan (dasar) pada objeknya’
Apabila bentuk dasarnya memiliki
komponen makna (+tindakan) dan (+lokasi), contohnya antara lain :
-
perturuti, artinya ‘lakukan turut pada objeknya’
-
persetujui, artinya ‘lakukan setuju pada objeknya’
-
persepakati, artinya ‘lakukan sepakat pada objeknya’
-
pergauli, artinya ‘lakukan gaul pada objeknya’
9.
Verba berprefiks me-
Menurut Abdul
Chaer (2008:130) bentuk atau alomorf me- digunakan apabila bentuk dasarnya
dimualai dengan fonem lr,l,w,y,m,n,ny dan ngl, contohnya antara lain pada kata
merakit, merawat, melekat, melongok, mewarisi, mewasiatkan, meyakini, meyayasankan,
memerah, memulaskan.
Sedangkan
bentuk alomorf mem- digunakan apabila bentuk adsarnya dimulai dengan fonem lb,f
dan vl tetap berwujud, sedangkan fonem lpl tidak diwujudkan, melainkan
disenyawakan dengan bunyi nasal dari prefiks itu, contohnya antara lain
membina, membawa, memfitnah, memfrasekan, memveto.
Dalam Abdul
Chaer (2008:131) bentuk men- digunakan apabila bentuk dasarnya dimulai dengan
fonem ld dan tl. Dengan catatan fonem lldl tetap diwujudkan sedangkan fonem ltl
tidak diwujudkan melainkan disenyawakan dengan bunyi nasal yang ada pada
prefiks tersebut, contohnya pada kata menduda, mendengar, mendidik, mendustai,
menulis.
10. Verba berprefiks me- inflektif
Abdul Chaer
(2008:134) menjelaskan bahwa bentuk dasar atau pangkal verba berprefiks me-
inflektif memiliki komponen makna (+tindakan) dan (+sasaran). Jadi bentuk dasar
atau pangkal dalam pembentukan verba inflektif, di samping berbentuk morfem
dasar atau akar juga termasuk verba bersufikss –kan, bersufiks –i, berprefiks
per-, berkonfiks per-kan dan berkonfiks per-i, contohnya antara lain pada kata
membaca, menulis, melupakan, menidurkan, merestui, menodai, memperpanjang.
Verba
berprefiks me- inflektif memiliki makna gramatikal menurut Abdul Chaer (134)
antara lain :
(a)
Verba berprefiks me- inflektif memiliki makna gramatikal
‘melakukan (dasar)’ apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+tindakan)
dan (+sasaran), contohnya antara lain :
-
membeli, artinya ‘melakukan beli’
-
menulis, artinya ‘melakukan tulis’
-
membaca, artinya ‘melakukan baca’
-
mencuri, artinya ‘melakukan curi’
-
mengambil, artinya ‘melakukan ambil’
(b)
Verba berprefiks me- inflektif memiliki makna gramatikal
‘melakukan kerja dengan alat’ apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna
(+tindakan) dan (+alat), contohnya antara lain :
-
mengikir, artinya ‘melakukan kerja dengan alat kikir’
-
memahat, artinya ‘melakukan kerja dengan alat pahat’
-
mengail, artinya ‘melakukan kerja dengan alat kail’
-
merantai, artinya ‘melakukan kerja dengan alat rantai’
-
mengunci, artinya ‘melakukan kerja dengan alat kunci’
(c)
Verba berprefiks me- inflektif memiliki makna gramatikal
‘melakukan keja dengan bahan’ apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna
(+tindakan) dan (+bahan), contohnya antara lain :
-
mengapur, artinya ‘melakukan kerja dengan bahan kapur’
-
mengecat, artinya ‘melakukan kerja dengan bahan cat’
-
mengelem, artinya ‘melakukan kerja dengan bahan lem’
-
mengelak, artinya ‘melakukan kerja dengan bahan lak’
-
menyemen, artinya ‘melakukan kerja dengan bahan semen’
(d)
Verba berprefiks me- inflektif memiliki makna gramatikal
‘membuat dasar’ apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+tindakan) dan
(+benda hasil), contohnya antara lain :
-
menyambal, artinya ‘membuat sambal’
-
menumis, artinya ‘membuat tumis’
-
mematung, artinya ‘membuat patung’
-
mendekor, artinya ‘membuat dekor’
11. Verba berprefiks me- derivatif
Verba berprefiks me- derivatif menurut Abdul Chaer (2008:136) memiliki
makna gramatikal :
(a) Verba
berprefiks me- derivatif memiliki makna gramatikal ‘mengeluarkan (dasar)’
apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+bunyi) atau (+suara),
contohnya antara lain :
-
mengeong, artinya ‘mengeluarkan bunyi ngeong’
-
mengaum, artinya mengeluarkan bunyi ngaum’
-
menderik, artinya ‘mengeluarkan bunyi derik’
-
mencicit, artinya ‘mengeluarkan bunyi cicit’
-
mengeram, artinya ‘mengeluarkan bunyi erang’
(b)
Verba berprefiks me- derifatif memiliki makna gramatikal
‘menjadi (dasar)’ apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+keadaan
(warna, bentuk, situasi)), contohnya antara lain :
-
menguning, artinya ‘menjadi kuning’
-
meninggi, artinya menjadi tinggi’
-
menua, artinya menjadi tua’
-
mengecil, artinya ‘menjadi kecil’
-
membesar, artinya ‘menjadi besar’
(c)
Verba berprefiks me- derivatif memiliki makna gramatikal
‘menjadi seperti’ apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+sifar
khas), contohnya antara lain :
-
membatu, artinya ‘menjadi seperti batu’
-
membaja, artinya ‘menjadi seperti baja’
-
mengarang, artinya menjadi seperti karang’
-
mengapur, artinya ‘menjadi seperti kapur’
-
menyemak, artinya ‘menjadi seperti semak’
(d)
Verba berprefiks me- derivatif memiliki makna gramatikal
‘menuju’ apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+arah), contohnya
antara lain :
-
menepi, artinya ‘menuju tepi’
-
mengutara, artinya ‘menuju utara’
-
mendarat, artinya ‘menjadi dasart’
-
mengundara, artinya ‘menuju udara’
-
melangit, artinya ‘menuju langit’
(e)
Verba berprefiks me- derivatif memiliki mkakna gramatikal
‘memperingati’ apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+bilangan),
(+hari) atau (+bulan), contohnya antara lain :
-
meniga hari, artinya ‘memperingatu hari ketiga
(kematian)’
-
menujuh hari, artinya ‘memperingati bulan ketujuh
(kematian)’
-
menujuh bulan, artinya ‘memperingati bulan ketujuh
(kehamilan)
-
menyeratus hari, artinya ‘memperingati bulan keseratus
(kematian)
-
menyeribu hari, artinya ‘memperingati hari keseribu
(kematian)
12. Verba berprefiks di-
Verba berprefiks di menurut Abdul Chaer
(2008:138) dibagi menjadi dua yaitu, verba berprefiks di- inflektif dan verba
berprefiks di- derivatif, yang akan dibahas sebagai berikut :
(a)
Verba berprefiks di- inflektif merupakan verba pasif,
yang tindakannya dari verba berprefiks me- inflektif. Makna gramatikalnya
adalah kebalikan dari bentuk aktif verba berprefiks me- infektif.
(b) Verba
berprefiks di- derivatif menurut Abdul Chaer (2008:139) data yang diperoleh
hanya ada kata dimaksud, yang lain tidak ada.
13. Verba berprefiks
Ter-
Menurut Abdul Chaer (2008:129) ada dua macam verba berprefiks ter- yaitu
verba berprefiks ter- inflektif dan verba berprefiks ter- derivatif, akan
dibahas sebagai berikut :
1) Verba
berprefiks ter- inflektif
Menurut Abdul
Chaer (2008:139) adalah verba berprefiks me- inflektif yang mempunyai makna
gramatikal kebalikan pasif juga memiliki makn gramatikal, antara lain :
(a) Verba
berprefiks ter- inflektif memiliki makna gramatikal ‘dapat/sanggup’ apabila
bentu dasarnya memiliki komponen makna (+tindakan) dan (+sasaran), contohnya
antara lain :
-
terangkant, artinya ‘dapat diangkat’
-
terbawa, artinya ‘dapat dibaca’
-
terbawa, artinya ‘dapat dibawa’
-
terlihat, artinya ‘dapat dilihat’
-
terangkut, artinya ‘dapat diangkut’
(b) Verba berprefiks
ter-inflektif memiliki makna gramatikal ‘tidak sengaja’ apabila bentuk dasarnya
memiliki komponen makna (+tindakan) dan (+sasaran), contohnya antara lain :
-
terangkat, artinya ‘tidak sengaja diangkat’
-
terbawa, artinya ‘tidak sengaja dibawa’
-
terbawa, artinya ‘tidak sengaja dibaca’
-
terlihat, artinya ‘tidak sengaja dilihat’
-
terangkut, artinya tidak sengaja diangkut’
(c) Verba
berprefiks ter-inflektif memiliki makna gramatikal ‘yang di (dasar)’ apabila
digunakan sebagai istilah bidang hukum, contohnya antara lain :
-
tertuduh, artinya ‘yang dituduh’
-
tersangka, artinya ‘yang disangka’
-
terdakwa, artinya ‘yang didakwa’
-
terpidana, artinya ‘yang dipidana’
-
terhukum, artinya ‘yang dihukum’
2) Verba
berprefiks ter- derivatif
Sedangkan
menurut Abdul Chaer (2008:140) verba derivatif memiliki makna gramatikal,
antara lain :
(a) Verba
berprefiks ter- derivatif memiliki makna gramatikal ‘paling’ apabila bentuk
dasarnya memiliki komponen makna (+keadaan), contohnya antara lain :
-
terbaik, artinya ‘paling baik’
-
tertinggi, artinya ‘paling tinggi’
-
terpendek, artinya ‘paling pendek’
-
terjauh, artinya ‘paling jauh’
-
terpanjang, artinya ‘paling panjang’
(b) Verba
berprefiks ter- derivatif memiliki makna gramatikal ‘terjadi dengan tiba-tiba’
apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+kejadian), contohnya antara
lain :
-
teringat, artinya ‘tiba-tiba ingat’
-
terpeluk, artinya ‘tiba-tiba memeluk’
-
terjerembab, artinya ‘tiba-tiba jerembab’
-
tertegun, artinya tiba-tiba tegun’
14. Verba
berprefiks ke-
Abdul Chaer (2008:1141) menjelaskan bahwa verba berprefiks ke- digunakan
dalam bahasa ragam tidak baku. Fungsi dan makna garamatikalnya sepadan dengan
verba berpreffiks ter-, yang mempunyai makna gramatikal sebagai berikut :
(a) tidak sengaja
(b) dapat di
(c) kena (daasar)
15. Verba
berkonfiks ke-an
Menurut Abdul Chaer (2008:142) verba berkonfiks ke-an termasuk verba pasif,
yang tidak dapat dikembalikan ke dalam verba aktif, seperti pada verba pasif
di- dan verba pasif ter- yang mempunyai makna gramatikal, antara lain :
(a) Verba
berkonfiks ke-an memiliki makna gramatikal ‘terkena, menderita, mengalami
(dasar);’ apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+peristiwa alam)
atau (+hal yang tidak enak), contohnya antara lain :
-
kebajiran, artinya ‘terkena banjir’
-
kebakaran, artinya ‘menderita bakar’
-
kedinginan, artinya ‘menderita dingin’
-
kehausan, artinya ;menderita haus’
-
kecopetan, artinya ‘terkena copet’
(b) Verba
berkonfiks ke-an memiliki makna gramatikal (dasar)’ apabila bentuk dasarnya
memiliki komponen makna (+warna), contohnya antara lain :
-kehijaun, artinya ‘agak hijau’
Kemerahan, artinya ‘agak merah’
Kebiruan, artinya ‘agak biru’
Kehitaman, artinya ‘agak hitam’
Kekuningan, artinya ‘agak kuning’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar